Sri Mulyani Ungkap Penyebab Bank Silicon Valley Bangkrut: Startup Anjlok!
Berita Baru, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkap bahwa salah satu pemicu bangkrutnya Silicon Valley Bank (SVB) adalah karena kinerja perusahaan startup anjlok.
Dijelaskan Sri Mulyani, SVB merupakan bank yang sangat khusus, dimana pendanaan dilakukan hanya kepada perusahaan rintisan atau startup. Sehingga, anjloknya kinerja startup di 2022 pun menimbulkan ancaman bagi bank SVB.
“Banyak analisa awal yang muncul hari ini sebagai penyebab bangkrutnya SVB ini. Karena ini bank yang khusus danai startup dan banyak sekali startup yang alami penurunan kinerja sangat dalam di 2022,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers, di Jakarta Pusat, Selasa (14/3).
Menurut Sri Mulyani, anjloknya kinerja startup membuat ancaman penyaluran dana deposito yang dimiliki SVB untuk kredit ke perusahaan startup berkurang. Padahal dana deposito yang terhimpun sangat besar.
Sri Mulyani menjelaskan SVB mengalami kenaikan deposito yang dihimpun dengan sangat pesat. Jumlahnya meningkat 3 kali lipat dalam waktu kurang dari 2 tahun. Dengan kondisi ini neraca keuangan SVB pun akhirnya tertekan.
“SVB alami kenaikan deposito lebih dari 3 kali lipat dalam waktu kurang 2 tahun, deposito yang banyak dan kemudian penyalurannya tertahan karena kinerja startup menurun signifikan menyebabkan neraca keuangan tertekan,” jelas Sri Mulyani.
Masalah bertambah ketika himpunan dana deposito yang tak bisa disalurkan ke perusahaan startup di SVB itu diarahkan untuk membeli surat berharga negara AS. Menurut Sri Mulyani, itu bukan pilihan yang tepat.
Pasalnya, investasi surat berharga negara tidak menguntungkan karena suku bunga bank sentral mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Akhirnya, surat berharga negara yang diambil atas nama SVB justru merugikan karena menurun harganya.
“Di sisi lain, deposito yang sangat tinggi itu dibelikan surat berharga negara di AS yang jangka waktunya panjang dan surat berharga negara alami penurunan nilai karena interest rate fed naik, maka harga surat berharganya malah mengalami koreksi,” papar Sri Mulyani.