Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Sri Mulyani Sebut PEN Pulihkan Pandemi dan Atasi Perubahan Iklim
Sri Mulyani saat menjadi Keynote Speech pada Webinar Peluang Penerapan Carbon Pricing di Indonesia dan Tantangan BUMN Kita yang diselengarakan DPP PKB, Senin (20/9).

Sri Mulyani Sebut PEN Pulihkan Pandemi dan Atasi Perubahan Iklim



Berita Baru, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menegaskan bahwa Indonesia saat ini terus melakukan strategi dalam pemulihan ekonomi dan meningkatkan pembangunan dengan melakukan hilirisasi, digitalisasi UMKM, dan penerapan ekonomi hijau.

“Perubahan iklim adalah tantangan global yang memiliki dampak danimpilkasi yang meluas, perubahan iklim merupakan suatu tantangan nyata, tidak hanya generasi saat ini tapi juga generasi yang akan datang,” tutur Sri Mulyani saat menjadi Keynote Spech pada Webinar Peluang Penerapan Carbon Pricing di Indonesia dan Tantangan BUMN Kita yang diselenggarkan DPP PKB, Senin (20/9).

Ani sapaan akrab Menkeu mengatakan, pembangunan dunia tidak akan sustainable apabila seluruh dunia tidak melakukan langkah penanganan perubahan iklim.

“Saling peduli dan saling memberikan kontribusi merupakan suatu keharusan dalam menghadapi tantnangan yang sifatnya global,” kata Ani.

Menurut Ani, perubahan iklim mengancam seluruh makhluk dan manusia di dunia sama seperti COVID-19 sehingga menyebabkan negara yang tidak siap dan negara relatif miskin akan mengalami dampak yang jauh lebih dahsyat.

“Di dalam perubahan iklim kita harus mempersiapkan diri agar indonesia tidak menjadi negara atau masyarakatnya mendapatkan dampak yang tidak baik atau bahkan bisa menimbulkan malapetaka,” tegasnya.

Ani mengatakan, di dalam desain pemulihan ekonomi pemerintah memasukkan desain untuk memulihkan ekonomi secara jauh lebih sustainable mempertimbangkan penurutnan jumlah emisi karbon yang lebih rendah.

“Sehingga kita sekali mengayuh dua pulau terlalui, yaitu pandemi COVID-19 yang dampaknya bisa teratasi dan perubahan iklim bisa ditangani,” katanya.

Pemerintah Indonesia, menurut Ani telah menyampaikan komitmen dalam upaya global dalam menangani perubahan iklim tepatnya pada tahun 2016 di Paris telah disepakati Paris Agreement dimana negara-negara bersepakat untuk ikut berkontribusi menurunkan jumlah karbon dioksida atau CO2.

“Indonesia dalam forum global tersebut telah menyampaikan bahwa akan mampu menurunkan emisi gas rumah kaca pada tahun 2030 sebesar 29 persen. Indonesia juga berkomitmen untuk menurunkan lebih banyak lagi yaitu 41 persen dari gas rumah kaca apabila mendapatkan dukungan dan kerjasama internasional,” jelas Ani.

“Ini menggambarkan bahwa masalah perubahan iklim tidak hanya membutuhkan satu negara dalam berkomitmen tapi upaya bersama secara global,” pungkasnya.