Ekonomi Indonesia 2020, Sri Mulyani: Akan Menjadi Titik Balik
Berita Baru, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan kondisi perekonomian negara pada 2020 diharapkan menjadi titik balik. Hal ini disampaikan pada Rapat Kerja Menkeu RI dengan jajaran pimpinan Ditjen Bea Cukai , Kamis (16/1)
“Berdasarkan pertumbuhan tahun 2019 sekitar 5% lebih didukung dari konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah. Maka kita mesti memiliki strategi dan mengantisipasi ketidakpastian untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi tahun 2020,” ungkap Sri Mulyani dalam keterangan tertulisnya.
Menurutnya, Sistem pada Ditjen Bea Cukai (DJBC) sudah sangat baik, DJBJ juga telah melakukan penegakan hukum yang baik
“Bentuk kepulauan Indonesia menjadi tantangan tersendiri untuk mencegah penyeludupan. Ke depannya,” katanya.
Selain itu, Sri Mulyani juga mengingatkan agar memudahkan perekonomian sehingga para pelaku usaha tidak merasa kesulitan.
Ia mengintruksikan kepada seluruh Kantor Wilayah DJBC agar melakukan sosialisasi dan edukasi guna tercapainya perekonimian yang lebih baik.
“Saya menginginkan Indonesia menjadi hub kegiatan ekonomi yang efisien untuk ekspor dan subtitusi impor,” ujarnya
Untuk itu, menurutnya berbagai usaha yang bisa menurunkan munculnya ketidakpastian informasi harus dilakukan, termasuk melakukan kerjasama dengan negara lain.
Dalam rapat itu Sri Mulyani juga menyinggung mengenai sisi kepemimpinan yang harus dimiliki oleh pimpinan DJBC.
“Anda harus lebih berwibawa dihadapan anak buah dan stakeholders. Berwibawa bukan berarti harus berotot tapi bagaimana dapat memiliki kemampuan untuk mebina anak buah,” ungkapnya.
“Anda adalah role model bawahan Anda, leadership Anda menunjukkan kualitas DJBC secara keseluruhan,” imbuhnya
Sri Mulyani berharap untuk jangan terlalu mudah puas. Namun juga jangan muluk-muluk dalam menetapkan target.
“Selamat bekerja dan jajaran DJBC agar saling menjaga karena Anda semua adalah satu keluarga besar DJBC” pungkasnya.