Spesies Baru Pterosaurus Ditemukan di Afrika
Berita Baru, Internasional – Spesies baru pterosaurus dengan lebar sayap hampir 4,8 meter telah ditemukan di Angola, menurut laporan dari Southern Methodist University di Texas.
“Penemuan baru ini memberi kita pemahaman yang jauh lebih baik tentang peran ekologis makhluk yang terbang di atas gelombang Bentiaba, di pantai barat Afrika, sekitar 71,5 juta tahun yang lalu,” kata salah satu ahli paleontologi yang membuat laporan penemuan itu.
Seperti dilansir dari Sputnik News, pterosaurus ini bernama Epapatelo otyikokolo, diyakini sebagai pemakan daging dan diperkirakan menjalani gaya hidup yang mirip dengan burung laut besar saat ini.
“Mereka kemungkinan menghabiskan waktu terbang di atas lingkungan perairan terbuka dan menyelam untuk mencari makan, seperti yang dilakukan gannet dan pelikan coklat hari ini,” kata seorang ilmuwan. “Epapatelo otyikocolo bukan binatang kecil, dan lebar sayapnya sekitar 4,8 m, atau hampir 16 kaki.”
Nama ‘Epapatelo’ adalah terjemahan dari dialek Angola Nhaneca yang berarti sayap, sedangkan otyikokolo berarti kadal. Nhaneca adalah bahasa asli yang digunakan di provinsi Namibe Angola di pantai Atlantik Angola, tempat fosil ditemukan.
Pterosaurus sendiri adalah hewan terbang terbesar dan termasuk vertebrata terbang pertama, muncul selama periode Trias atau sekitar 215 juta tahun yang lalu dan mati pada akhir periode Kapur. Makhluk-makhluk itu menghuni semua benua dan ukurannya berkisar dari burung pipit, hingga memiliki lebar sayap 12 meter.
Penemuan pterosaurus pertama terjadi di Italia pada tahun 1784. Cosimo Collini, yang menemukan reptil purba, awalnya mengira pterosaurus adalah hewan air daripada hewan terbang. Pandangan ini bertahan hingga abad ke-19, ketika ilmuwan alam Prancis Georges Cuvier menemukan bahwa pterosaurus benar-benar terbang.