Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Nuklir Iran
Foto Soleimani dibawa oleh salah satu tentara iran, (Foto: istimewa).

Soleimani Dibunuh AS, Iran Tak Akan Lagi Patuhi Perjanjian Nuklir



Berita Baru, Internasional – Iran mengatakan pada hari Minggu (05/01), pihaknya tidak akan lagi mematuhi perjanjian nuklir yang telah di sepakati sejak tahun 2015. Hal itu menyusul serangan udara AS yang  menewaskan jenderal Qassem Soleimani, di Baghdad.

Pernyataan tersebut merupakan ancaman proliferasi nuklir paling jelas yang pernah dibuat oleh Iran, sejak Presiden Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian Mei 2018.

Hal ini juga semakin meningkatkan ketegangan regional, karena musuh lama Iran, Israel berjanji tidak akan pernah mengizinkan Iran untuk dapat menghasilkan bom atom.

Dilansir dari Time, Senin (06/01), ratusan ribu orang membanjiri jalan-jalan di Iran pada hari Minggu. Mereka berjalan mengiringi peti yang membawa jenazah Soleimani, mantan pemimpin Pasukan Quds.

Pemimpin salah satu proxy, Hizbullah Libanon mengatakan pembunuhan Soleimani membuat pangkalan militer, kapal perang, dan anggota layanan AS yang tersebar di seluruh wilayah menjadi target serangan. Seorang mantan pemimpin Garda Revolusi menyarankan kota Haifa Israel dan pusat seperti Tel Aviv menjadi sasaran pertama.

TV pemerintah Iran mengutip pernyataan dari Presiden Hassan Rouhani yang mengatakan bahwa Iran tidak akan melakukan pembatasan pengayaan, penelitian dan pengembangan nuklirnya.

“Pemerintah Republik Islam Iran dalam pernyataannya mengumumkan langkah kelima dan terakhirnya dalam mengurangi komitmen Iran di bawah JCPOA,” kata seorang penyiar TV negara itu. “Republik Islam Iran tidak lagi menghadapi batasan dalam operasi.”

Badan Energi Atom Internasional, pengawas PBB yang mengamati program Iran tidak memberi komentar. Namun, Iran mengatakan bahwa kerjasamanya dengan IAEA “akan berlanjut seperti sebelumnya.”

Sementara itu, parlemen Irak memberikan dukungan terhadap resolusi yang menyerukan diakhirinya kehadiran militer asing di negara mereka. Di mana ada lebih 5.000 tentara AS yang ditempatkan di sana sejak 2003.

Pembunuhan Soleimani meningkatkan krisis yang meluas antara Teheran dan Washington. Konflik ini berakar pada penarikan Amerika dari kesepakatan nuklir dan menjatuhkan sanksi yang melumpuhkan ekonomi Iran.

Iran telah berjanji  akan melakukan ‘balas dendam keras’ atas serangan AS yang menewaskan Soleimani. Pembalasan itu berpotensi datang dari pasukan proxy di bawah komando Soleimane. Wakil lama Soleimani, Esmail Ghaani telah mengambil alih kepemimpinan Pasukan Quds.

Trump mengatakan bahwa “AS telah menargetkan 52 situs Iran (mewakili 52 sandera Amerika yang diambil oleh Iran bertahun-tahun yang lalu), beberapa di tingkat yang sangat tinggi & penting bagi Iran & budaya Iran.”

Konvensi Den Haag 1954, di mana AS adalah sebuah partai, melarang militer dari “permusuhan langsung terhadap kekayaan budaya.” Namun, situs tersebut dapat ditargetkan jika telah dirancang ulang dan diubah menjadi “tujuan militer” yang sah, menurut Komite Internasional Palang Merah.

Iran, rumah bagi 24 situs Warisan Dunia UNESCO, menjaga kompleks makam pendiri Republik Islam Ayatollah Ruhollah Khomeini, dengan rudal darat-ke-udara.