Situasi Mengkhawatirkan, Prancis Tingkatkan Kehadiran Militer di Mediterania Timur
Berita Baru, Paris – Pada hari Kamis (13/8), Angkatan Bersenjata Prancis mengatakan pihaknya akan meningkatkan kehadiran militernya di Mediterania Timur. Hal itu dilakukan karena meningkatnya kebuntuan antara Yunani dan Turki atas eksplorasi minyak dan gas di perairan yang disengketakan.
Prancis akan mengirim dua jet tempur Rafale dan fregat angkatan laut ‘Lafayette’ ke wilayah itu sebagai bagian dari rencana untuk meningkatkan kehadiran militernya.
Mengutip Aljazeera, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut situasi di Mediterania Timur adalah ‘mengkhawatirkan.’ Ia kemudian mendesak Turki untuk menghentikan prospek ‘sepihak’ dan ‘mengizinkan dialog damai’ sebagai negara tetangga dan anggota NATO.
“Saya telah memutuskan untuk memperkuat sementara kehadiran militer Prancis di Mediterania Timur dalam beberapa hari mendatang, bekerja sama dengan mitra Eropa, termasuk Yunani,” kata Macron di Twitter, Rabu (12/8).
Kemudian pada hari Kamis (13/8), militer Prancis melakukan latihan dengan pasukan Yunani di lepas pantai selatan pulau Kreta, menurut Reuters mengutip sumber pertahanan Yunani.
Latihan militer Prancis dengan Yunani itu merupakan perwujudan pertama dari dukungan Macron.
“Emmanuel Macron adalah teman sejati Yunani dan pembela kuat nilai-nilai Eropa dan hukum internasional,” cuit Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis dalam bahasa Prancis, setelah melakukan panggilan telepon dengan presiden Prancis.
Sengketa
Turki dan Yunani, sebagai anggota sekutu NATO, sangat tidak setuju atas klaim yang tumpang tindih atas sumber daya hidrokarbon di wilayah tersebut–berdasarkan pandangan yang bertentangan tentang sejauh mana landas kontinen mereka di perairan yang sebagian besar dihiasi dengan pulau-pulau Yunani.
Perairan yang kaya gas di kawasan itu juga sering menjadi sumber perselisihan antara Turki, Siprus, bahkan Israel.
Perselisihan Turki dan Yunani meningkat minggu ini ketika Turki mengirim kapal penelitian Oruc Reis disertai dengan kapal perang Turki di lepas pulau Kastellorizo, Yunani.
Yunani juga mengerahkan kapal perang untuk memantau kapal tersebut, yang saat ini berlayar ke barat Siprus.
Sementara itu, Presiden Macron, dalam sebuah pernyataan, mengatakan peningkatan kehadiran militer Prancis di kawasan itu ditujukan untuk memantau situasi dan menandai “tekad Paris untuk menegakkan hukum internasional.”
Bulan lalu, Presiden Macron menyerukan sanksi Uni Eropa terhadap Turki atas apa yang dia gambarkan sebagai ‘pelanggaran’ kedaulatan Yunani dan Siprus atas perairan teritorial mereka.
Hubungan antara Prancis dan Turki juga saat ini sedang mengalami krisis karena konflik di Libya.