Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Sinergi dan Kolaborasi adalah Kunci Penguatan Ekonomi Perempuan di Era Digital
: Plt. Direktur Bina Usaha Perhutanan Sosial dan Hutan Adat (BUPSHA), Catur Endah Prasetiani saat mengikuti Millenal Talk, Minggu (17/4).

Sinergi dan Kolaborasi adalah Kunci Penguatan Ekonomi Perempuan di Era Digital



Berita Baru, Jakarta – Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Bina Usaha Perhutanan Sosial dan Hutan Adat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BUPSHA KLHK), Catur Endah Prasetiani menyampaikan Kolaborasi dan sinergi antar pihak adalah kunci utama untuk penguatan ekonomi perempuan di era digital dan pasca pandemi.

Hal tersebut disampaikan Endah Millenial Talk bertajuk ‘Penguatan Ekonomi Perempuan dalam Mengelola Wilayah Perhutanan Sosial’ yang tayang di Youtube Beritabaru.co, Minggu (17/04/2022).

Dalam program buah kerja sama antara Pokja PUG KLHK dan Beritabaru.co itu, Endah itu mengungkapkan bahwa jumlah Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) di Indonesia pada 2021 sebanyak 8.154 KUPS.

“Program Perhutanan Sosial sudah menjadi program nasional. Sehingga kementerian lembaga KUPS kami ini boleh dibilang menjadi lokus-nya. Hutannya memang kewenangan KLHK, tapi masyarakatnya ini milik daerah. Sehingga pemerintah daerah juga harus terlibat untuk meningkatkan kesejahteraan daerah,” kata Endah.

Menurut Endah, Ditjen BUPSHA selalu berkomitmen untuk memfasilitasi KUPS-KUPS yang ada dengan tetap melihat kondisi KUPS tersebut.

“Kami melihat kondisi KUPS, mereka butuh apa. Kapasitas SDM pemegang KUPS ini yang memang memegang peranan. Misalnya ada yang sudah maju. Mereka hanya butuh kolaborasi sedikit lagi dengan pariwisata untuk wisatanya dikenalkan,” tuturnya.

“Kadang potensinya ada, cuman SDM-nya yang kurang. Kita bantu fasilitasi,” jelas Endah. Ia juga menambahkan kolaborasi dan sinergi mempunyai peran penting untuk memajukan KUPS.

Upaya penguatan ekonomi yang dilakukan Ditjen BUPSHA, tambah Endah, berkaitan langsung dengan ekonomi KUPS karena selalu melibatkan satu keluarga dalam mengembangkan usaha.

“Untuk pengembangan usaha, jangan jual mentahannya saja, tapi kita bisa meningkatkan value chain-nya, dengan menjualnya dalam bentuk hasil olahannya. Sampai packaging-nya, brand-nya, sehingga harga jualnya meningkat,” tambahnya.

Secara garis besar, lanjut Endah, perlu dicarikan jalan bagaimana mensinergikan dan mengkolaborasikan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

“Tapi jangan lupa, akademisi juga kita ajak. Pelaku usaha, NGO, juga dari media yang bisa meningkatkan value. Juga dengan ahli digital marketing untuk memperluas pasar. Semua, mulai dari hulu hingga hilir,” tegasnya.

Endah juga mengungkapkan bahwa strategi Ditjen BUPSHA dalam mendampingi KUPS tidaklah kaku, melainkan selalu meng-update sesuai dengan perkembangan zaman dengan inovasi-inovasi baru.

“Inovasi-inovasi baru itu harus sampai di tingkat tapak. Kami sudah mencoba untuk melakukan pelatihan digital marketing bagi KUPS. Kami juga punya buku saku digital marketing,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Endah, ada juga buku saku rencana kelola. Sehingga, harapannya bisa dipelajari oleh anak muda dan kemudian nanti diajarkan kepada orang tua mereka.

“Digital ini penting agar bisa menjangkau pasar yang lebih luas lagi,” jelasnya.