Simulasi Protokol Kesehatan di Destinasi Super Prioritas, Luhut Sebut Indonesia Sudah Berubah
Berita Baru, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, simulasi protokol kesehatan, keselamatan, dan keamanan di destinasi super prioritas salah satunya di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur perlu dilakukan di empat destinasi lainnya yang rawan bencana dengan karakteristik sesuai kebutuhan masing-masing daerah.
Hal tersebut disampaikan Luhut saat menghadiri Simulasi “Health Safety and Security Protocol” Destinasi Super Prioritas di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Kamis 12 November 2020.
Luhut menyebut jika simulasi ini dilaksanakan di empat destinasi lainnya, mungkin penanganannya akan sedikit berbeda seperti di Mandalika, Gunung Merapi di Yogyakarta maupun nanti di Danau Toba. “Nanti kita harus menyesuaikan. Dan itu menunjukkan ke dunia bahwa Indonesia ini berubah,” kata Luhut, Kamis (12/11).
Menurut Luhut simulasi ini merupakan satu uji coba sebuah sistem terpadu yang menjadi cikal bakal standar operasional (SOP) bidang kesehatan, keamanan, dan keselamatan destinasi pariwisata di Indonesia.
Luhut menuturkan, kegiatan itu berkolaborasi dengan 23 kementerian dan lembaga. Kolaborasi itu sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi agar semuanya terintegrasi dan tidak boleh ada yang punya langkah sendiri-sendiri.
“Saya kira kita harus belajar di negeri ini untuk kerja dalam teamwork karena teamwork itu salah satu kunci untuk kita bisa selesai. Tanpa teamwork yang bagus itu lah sebabnya kita maju mundur maju mundur,” ujar Luhut.
Lebih lanjut Luhut mengungkapkan bahwa Labuan Bajo akan jadi contoh pembangunan infrastruktur terpadu berkualitas. Menurutnya, pada Februari-Maret 2021 Labuan Bajo akan berubah.
“Karena semua kabel underground dan semua pinggir jalan setapak diperbaiki dan presiden merencanakan akan datang sendiri untuk meresmikan labuan bajo yang baru,” ungkap Luhut.