Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Simak! Hasil Uji Balistik Warga Tewas Saat Demo di Parigi Moutong
Ilustrasi : Istimewa

Simak! Hasil Uji Balistik Warga Tewas Saat Demo di Parigi Moutong



Berita Baru, Jakarta – Berdasarkan proses uji balistik milik personel Polres Parigi Moutong semakin memperkuat dugaan penembakan yang menyebabkan meninggalnya warga saat demo tolak tambang.

“Proses uji balistik senjata api milik personel Polres Parigi Moutong menguatkan dugaan bahwa pelaku penembakan yang menyebabkan Erfaldi meninggal dunia adalah anggota dari Polres Parigi Moutong,” tutur Kepala Kantor Perwakilan Sulawesi Tengah Komnas HAM RI, Dedi Askary, melalui keterangan tertulis, Selasa (15/02/2022) malam.

Proses uji balistik tersebut dilakukan setelah Propam Polda Sulteng dan Propam Polres Parigi Moutong menyita 13 senjata api milik anggota Polres. Selain menyita senjata api, Propam juga memeriksa 17 anggota Polres Parigi Moutong.

Dedi mengingatkan agar proses pemeriksaan dan penyitaan senjata api ini, harus benar-benar dilakukan secara terbuka dan transparan.

“Uji balistik untuk mencocokkan atau membuktikan secara ilmiah sumber senjata api atau proyektil yang bersarang ditubuh Alm. Erfaldi,” papar Dedi.

Lebih jauh, menurutnya, penting bagi jajaran kepolisian utamanya Polda Sulawesi Tenggara untuk melakukan evaluasi agar pengamanan massa aksi dilakukan secara manusiawi.

Komnas HAM meminta kepada massa aksi yang memblokade jalan Nasional Trans Sulawesi untuk mengevaluasi pengamanan aksi-aksi agar dilakukan secara baik.

Aliansi Rakyat Tani (Arti) Koalisi Gerak Tambang menggelar demonstrasi besar. Mereka menuntut Pemerintah Sulteng menutup tambang emas milik PT Trio Kencana yang memiliki lahan konsesi di Kecamatan Kasimbar, Toribulu, dan Tinombo Selatan

Dalam aksi ini seorang demonstran yang menolak aktivitas tambang emas PT Trio Kencana di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Erfaldi tewas diterjang peluru tajam.

Berdasarkan informasi yang Komnas HAM terima dari pihak keluarga, peluru itu masuk dari punggung belakang sebelah kiri dan menembus dada.

Pernyataan keluarga didukung hasil visum Puskesmas Katulistiwa yang mengangkat peluru dari jenazah Erfaldi.