Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ridwan Kamil
Ridwan Kamil/Doc. YouTube

Sikapi Persoalan Sensitif di Indonesia, Kang Emil Ajak Generasi Muda Perbanyak Dialog



Berita Baru, Jakarta – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengajak generasi muda untuk memperbanyak dialog dalam menyelesaikan berbagai permasalah di Indonesia. Namun dialog yang dilakukan tidak hanya bersifat monolog.

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menegaskan, dengan berdialog maka salah satu permasalahan bangsa Indonesia dapat teratasi. Saat ini permasalahan yang sering terjadi adalah pertengkaran. 

Hal ini ia ungkap saat menjadi pembicara dalam acara ‘Penganugerahan ZulHas Award dan Pidato Kebudayaan Zulkifli Hasan di Auditorium Utama Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, Sabtu (29/1).

“Saya punya solusi terhadap pertengkaran ini. Yaitu, perbanyaklah dialog yang selama ini jarang terjadi. Yang terjadi saat ini itu monolog. Harusnya terjadi adalah dialog antara kiri dan kanan, membahas hal yang sensitif dengan menghormati kalau berbeda pendapat silakan, itulah yang terjadi sekarang,” kata Ridwan Kamil.

Menurut Kang Kamil, tongkat estafet Indonesia di masa depan ada di tangan generasi muda. Lebih-lebih Indonesia diprediksi akan menjadi negara maju di tahun 2045 mendatang.

Melihat situasi itu, Pemda Provinsi Jawa Barat membuat program English for Ulama. Lewat program ini, Kang Emil menyebut, Jabar ingin mengajak para ulama untuk belajar bahasa Inggris.

Mereka yang lulus, kata Kang Emil, nantinya akan dikirim ke Inggris untuk berdialog tentang isu-isu sensitif. Pesan untuk para ulama ini satu, yakni menyampaikan Islam di Indonesia khususnya Jawa Barat adalah Islam yang bersahabat dan ramah. 

“Ulama-ulama Indonesia jarang yang mahir bahasa Inggris akhirnya saya bikin  program English for Ulama dibantu British Council. Saya bilang kuasai bahasa Arab untuk menguasai Al-Quran dan hadits dan kuasai bahasa Inggris untuk menguasai pergaulan dunia,” kata Kang Emil.

“Pesannya cuma satu, sampaikan bahwa Islam di Jawa Barat adalah Islam wasathiyah. Jadi ulama Jawa Barat sekarang menjadi duta besar perdamaian dunia melalui dialog-dialog yang di negerinya sendiri jarang dilakukan,” katanya. 

Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga membuat program Kemah Kebangsaan. Dengan konsep camping, anak-anak muda ini diajarkan untuk berdiskusi tentang isu-isu yang sensitif. 

“Akhirnya tahun ini saya bikin program kemah kebangsaan. Bentuknya bukan di ruangan ber-AC tapi camping dengan api unggun dengan dinginnya alam indah Jawa Barat. Mereka curhat hal-hal sensitif itu di level muda yang beda agama, beda organisasi dan sebagainya,” jelas Kang Emil.