Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

KORAL
– Komunitas Obrolan Alumni (KORAL) saat mendiskusikan dampak perang Rusia dan Ukraina terhadap Indonesia.

Sikapi Perang Rusia dan Ukraina, KORAL Ajak Generasi Muda Bangun Ekonomi Mandiri



Berita Baru, Jakarta – Komunitas Obrolan Alumni (KORAL) kembali gelar diskusi setelah beberapa bulan sempat tidak berkegiatan karena adanya pemberlakuan pembatasan sosial sebagai akibat dari dampak Wabah COVID-19.

Pada gelaran diskusi perdana di tahun 2022, organisasi yang berdiri sejak 2019 ini mengusung tajuk ‘Konflik Rusia VS Ukraina, Dampaknya Terhadap Indonesia?’. Acara tersebut bertempat di D’Gigit Cafe & Resto, Kota Serang, Banten, pada Minggu (13/3).

Direktur KORAL, Rifki Jamaludin berharap kegiatan ini dapat menjadi awal keaktifan KORAL untuk mengasah pengetahuan kaum muda terhadap isu-isu terkini. “Jangan sampai kaum muda hari ini tidak tahu akan isu hari ini,” ungkapnya saat memberi sambutan.

“Diawal diskusi ini kita mengangkat isu internasional yang mana ini juga akan berdampak terhadap Indonesia dan mengapa sih bisa terjadi perang, mungkin ini juga kaum muda harus tahu tentang itu” sambung pria yang akrab disapa Rifki itu.

KORAL, dalam diskusi ini menghadirkan Rusta sebagai pemantik dan Ahmad Taufik berperan sebagai moderator.

Rusta menyebut, meski belum cukup terasa penting bagi Indonesia melakukan langkah antisipatif terkait dampak serius dari konflik Rusia dan Ukraina. Salah satunya mengenai persoalan ekonomi, karena menyangkut hajat hidup masyarakat.

Dalam kesempatan itu, Rustan mengurai beberapa dampak yang ia anggap serius. Mulai dari melemahnya nilai mata uang rupiah, tidak menentunya harga saham dan terhambatnya ekspor-impor Indonesia dengan Rusia dan Ukraina.

Selain itu, konflik tersebut secara nyata meningkatkan beban APBN. Akibatnya pembangunan akan terhambat.

“Sebagai contoh bahan pokok gandum yang diimpor dari Ukraina sebanyak 20% sebagai bahan baku pembuatan roti serta mie instan,” terang Rusta.

Ia juga menyampaikan, saat ini, dampat dampak konflik Rusia dengan Ukraina mungkin belum terasa secara signifikan bagi masyarakat umum. Tetapi di kalangan pengusaha atau pemerintah jelas sudah terasa.

“Di antaranya, nilai rupiah melemah terhadap dollar Amerika, menurunnya jual beli saham, ekspor impor terhambat, Beban APBN, dan juga kenaikan harga bahan pokok,” ujar Rusta.

Mengantisipasi dampak yang lebih serius, Rusta pun kembali mengingatkan tentang pentingnya gerakan ekonomi mandiri. Ia mengajak masyarakat Indonesia khususnya kaum muda lebih produktif, membuat UMKM dan berkarya sendiri agar lebih mandiri.

Hal itu, tentu saja, sambung Rusta, adalah untuk mengantisipasi krisis akibat ketergantungan impor Indonesia terhadap negara lain.

“Kebanyakan dari kita adalah berperilaku konsumtif atau hanya sebagai pengguna dan penikmat saja. Maka dari itu mulailah mandiri, produktif, membuat UMKM dan berkarya sendiri” imbuhnya.

Sikapi Perang Rusia dan Ukraina, KORAL Ajak Generasi Muda Bangun Ekonomi Mandiri

Sementara terkait sikap Indonesia pada konflik Rusia-Ukraina, menurut Rusta prinsip bebas-aktif sudah paling tepat. Tidak mendukung salah satu negara tersebut karena Indonesia berteman baik dengan keduanya.

“Indonesia juga menjaga perdamaian dunia, karena jika mendukung salah satu negara maka akan berakibat fatal terhadap stabilitas Perekonomian dan lainnya di Indonesia,” urai Rusta.

Adapun menjawab kapan perang Rusia dan Ukraina berakhir, menurut Rusta tergantung pada kesepakatan antara kedua pihak dan atau menyerahnya ukraina terhadap Rusia.

“Yang paling bahaya dan dikhawatirkan adalah akan terjadinya perang dunia III yang sudah pasti akan berdampak ke semua negara di dunia,” pungkasnya.