Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Setyo Budiantoro: Yang Lebih Mengkhawatirkan dari Resesi adalah Malnutrisi
Foto: Istimewa

Setyo Budiantoro: Yang Lebih Mengkhawatirkan dari Resesi adalah Malnutrisi



Berita Baru, Jakarta — Selain Rizal Ramli, hadir  juga Setyo Budiantoro dalam diskusi virtual yang digelar PP PMKRI bertema Indonesia di Ambang Resesi Ekonomi, Jumat (21/8). Materi yang disampaikannya menekankan pada bahaya dari krisis ekonomi saat ini yang disebabkan adanya malnutrisi.

“Hal yang lebih mengkhawatirkan dari resesi adalah malnutrisi di keluarga miskin/rentan, di mana lebih dari 7 juta balita mengalami pertumbuhan terhambat, bahkan sebelum pandemi (Unicef),” ujarnya, mengutip data dari UNICEF.

Dalam pandangannya, pendapatan orang tua turut meningkatkan resiko malnutrisi bagi 24 juta anak di seluruh Indonesia, yang kemudian berakibat pada mundulnya brain development dan kerentanan untuk sakit.

“Hilang/berkurangnya pendapatan orang tua meningkatkan resiko malnutrisi pada 24 juta balita seluruh negeri (Save the children). Dampak balita kekurangan nutrisi adalah persoalan brain development & rentan sakit seumur hidup.”

Untuk mengatasi persoalan tersebut, kata Budi diperlukan realokasi anggaran di Kemenhan dan didistribusikan ke Kemensos untuk penanganan masalah malnutrisi.

“Oleh karena itu, kesimpulan dari berbagai macam data itu tadi. Menurut saya, perlu ada penghematan terutama kementerian pertahanan dan kepolisian, paling tidak 30 triliun untuk Kemensos. Kalau kita lihat sebelumnya tadi, Kemensos justru turun,” katanya.

Pasalnya Indonesia tidak sedang dalam keadaan darurat sipil, melainkan sedang dalam darurat ekonomi terutama berdampak ke malnutrisi.

“Menurut saya, Indonesia pada saat ini tidak sedang dalam posisi darurat sipil, tetapi darurat malnutrisi yang mengancam kemiskinan dan ketimpangan berkelanjutan .”

Meskipun demikian, Budi tak menampik bahwa kunci utama mengatasi masalah ekonomi saat ini adalah tergantung pada keberhasilan menangani pandemi Covid-19.

“Kunci pemulihan ekonomi adalah keberhasilan mengatasi pandemi. Bila ekspetasi positif, maka spending tidak akan ditahan”

Ia juga menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi saat ini sedang dalam pemulihan. Karena kontraksi terbesar terjadi pada bulan Mei 2020, tetapi setelah itu sudah terjadi proses pemulihan.

“Bulan Mei terjadi kontraksi paling besar. Adjustmen terjadi mulai Juni. Recovery mulai terjadi meski dalam bayangan pandemi,” pungkasnya.