Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Setuju Sistem Proporsional Tertutup Pemilu 2024, Sekum PP Muhammadiyah: Kurangi Kanibalisme hingga Politik Uang
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti. (Foto: Istimewa)

Setuju Sistem Proporsional Tertutup Pemilu 2024, Sekum PP Muhammadiyah: Kurangi Kanibalisme hingga Politik Uang



Berita Baru, Jakarta – Pro dan kontra menyelimuti wacana sistem proporsional tertutup yang kembali mengemuka menjelang Pemilihan Umum atau Pemilu 2024. 

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti menilai sistem proporsional tertutup dalam pemilu dapat mengurangi kanibalisme politik hingga politik uang (money politics).

Dijelaskan Mu’ti, istilah kanibalisme politik merupakan kondisi saat calon anggota legislatif (caleg) sesama satu partai saling menjegal dalam sistem proporsional terbuka.

“Sistem proporsional tertutup pertama bisa dikurangi kanibalisme politik di mana sesama calon itu saling menjegal satu sama lain yang itu berpotensi menimbulkan polarisasi politik. Dan kedua mengurangi money politics,” kata Mu’ti di Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Selasa (3/1).

Bagi Mu’ti, sistem proporsional terbuka kerap memunculkan persaingan kapital yang paling kuat di antara para caleg, sehingga dapat menimbulkan politik uang di tengah masyarakat.

Ia juga mengklaim sistem proporsional tertutup mampu mengurangi tindakan populisme politik. Kondisi ini terjadi di mana caleg populer bisa menang mengalahkan caleg yang memiliki kapasitas.

“Ini menentukan pilihan bukan berdasarkan kualitas, tapi berdasarkan popularitas. Jadi bagaimana parpol itu bersungguh-sungguh menyiapkan kadernya di lembaga-lembaga legislatif. Karena peran lembaga legislatif itu secara konstitusional itu sangat besar sehingga kualitas mereka tentu akan menentukan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Mu’ti mengklaim sistem proporsional tertutup tak membuat mundur demokrasi. Sebab demokrasi tak melulu diukur dari sistem yang bergantung pada popular vote, melainkan dari sistem penyelenggaraan pemilu yang berlangsung baik.

Mu’ti mengatakan dalam sistem proporsional terbuka juga banyak suara rakyat yang hilang. Terlebih, ada partai tertentu tak lolos ke parlemen padahal sudah mencoblos caleg.

“Mohon maaf ya, dengan sistem proporsional terbuka seperti sekarang ini kan juga banyak suara rakyat yang hilang. Misalnya, partai yang tidak lolos ke Senayan itu kan suaranya hilang. Karena dia tidak ada wakil di situ, padahal rakyat memilih partai itu,” tegasnya.