Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

HIV
HIV Test/Doc. New Scientist

Setiap Tahun 5.100 Ibu Rumah Tangga Terinveksi HIV



Berita Baru, Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menemukan bahwa setiap tahun sekitar 5.100 kasus baru ibu rumah tangga terkena HIV. Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah Mohammad Syahril dalam sebuah konferensi pers yang diadakan secara daring di Jakarta pada hari Senin (8/5/2023).

Dari jumlah tersebut, sekitar 33 persen ibu rumah tangga terkonfirmasi positif HIV karena terpapar dari pasangan yang memiliki perilaku seks berisiko. Selain itu, penularan HIV melalui jalur ibu ke anak juga terjadi sebesar 20-45 persen.

“Penyumbang utama penularan HIV terjadi pada perilaku seks berisiko pada kelompok heteroseksual dan homoseksual, dan sebanyak 30 persen kontribusi penularan dari suami ke istri. Sehingga jumlah orang dengan HIV pada populasi berasal dari 35 persen adalah ibu rumah tangga. Sisanya suami pekerja seks dan kelompok MSM (man sex with man),” katanya dikutip dari Antara.

Penularan akibat perilaku seks berisiko ini diketahui lebih tinggi dibandingkan seluruh sumber penularan HIV lainnya seperti melalui penggunaan jarum suntik dan transfusi darah yang tidak aman.

Syahril menyoroti bahwa hanya 55 persen ibu hamil yang mendapatkan izin suami untuk mengikuti tes HIV. Dari jumlah tersebut, sebanyak 7.153 orang dinyatakan positif HIV dan 76 persennya belum mendapatkan pengobatan ARV. Hal ini juga akan menambah risiko penularan kepada bayi.

Jumlah tes yang tidak sepadan dengan perilaku berisiko yang tinggi, akhirnya harus membuat 45 persen bayi yang lahir dari ibu positif HIV akan terlahir dengan HIV dan sepanjang hidupnya akan menyandang status HIV positif. Sampai saat ini secara kumulatif ada 14.150 anak usia 1-14 tahun yang positif HIV dan akan mempengaruhi kualitas hidup ke depannya. Angka ini setiap tahun bertambah 700-1000 anak dengan HIV.

Jika hal ini dibiarkan, infeksi masih akan terus terjadi karena dari 526.841 orang dengan HIV, baru 429.215 yang sudah terdeteksi atau mengetahui status HIV-nya. Artinya ada 100.000 orang dengan HIV belum terdeteksi dan berpotensi menularkan HIV. Selain itu, sebanyak 300 ribu pasien positif HIV tidak mendapatkan pengobatan yang juga berpotensi menularkan HIV.

Oleh karena itu, Syahril menekankan bahwa skrining harus dilakukan pada setiap individu menjadi prioritas untuk mencapai eliminasi, termasuk pemutusan mata rantai penularan HIV secara vertikal dari ibu ke bayi. Ia meminta setiap pihak untuk mendukung para ibu yang terinfeksi HIV mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai tatalaksana yang cukup dan mendapatkan Antiretroviral (ARV) untuk mengurangi risiko penularan virus, sehingga tidak mengalami keparahan yang berujung pada AIDS.

“Hasil akhir yang dihasilkan adalah angka dan data anak yang terinfeksi HIV sejak dilahirkan dapat ditekan, angka kesakitan dan kematian dapat ditekan dan yang terpenting adalah menekan beban negara dalam penanggulangan masalah Kesehatan masyarakat,” ujarnya.