Setelah El Sharara Beroperasi, Ladang Minyak El Feel juga Kembali Beroperasi
Berita Baru, Internasional – Perusahaan minyak nasional Libya, National Oil Corporaition (NOC) pada hari Senin (8/6) mengumumkan di website resminya bahwa ladang minyak El Feel yang berada di sebelah selatan Libya akan kembali beroperasi. Sehari sebelumnya ladang minyak terbesar Libya El Sharara juga kembali beroperasi.
“National Oil Corporation (NOC) mengumumkan dimulainya kembali produksi minyak di ladang minyak El Feel pada hari Minggu 7 Juni 2020 dan mengkonfirmasi pencabutan force majeure pada ekspor minyak mentah dari ladang Sharara dan El Feel, masing-masing pada hari Minggu 07 Juni dan Senin 08 Juni 2020,” tulis pengumuman NOC melalui website resminya.
Dikutip dari Sputnik, force majeure telah diumumkan sejak Januari setelah Khalifa Haftar (Ketua LNA) memblokir pelabuhan Libya yang digunakan untuk ekspor minyak.
Menurut Ketua NOC Mustafa Sanalla, NOC akan memulai operasi ekspor minyak mentah sesegera mungkin.
“Saya juga mengkonfirmasi bahwa minyak mentah sekarang mencapai kilang Zawiya, yang akan melanjutkan operasinya untuk menghasilkan bahan bakar untuk keperluan domestik. Ini akan mengurangi tekanan pada anggaran yang dialokasikan untuk mengimpor bahan bakar,” ujar Sanalla.
Selain itu, Sanalla juga mengucapkan terima kasih kepada para pekerja yang mau memulai kembali produksi minyak meskipun dalam situasi yang masih hangat akibat konflik antara pasukan LNA dan pasukan GNA.
“Atas nama dewan direktur NOC, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pekerja perusahaan di lapangan atas upaya luar biasa mereka untuk memulai kembali produksi dan melakukan pekerjaan pemeliharaan yang diperlukan. Kami juga ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada semua suara nasional yang mendukung korporasi dan semua pihak internasional yang menyerukan dimulainya kembali operasi. Kami berharap produksi akan dilanjutkan di semua ladang Libya dalam waktu terdekat,” imbuh Sanalla.
Menurut NOC, produksi minyak di El Feel akan berjumlah 12.000 barel per hari pada tahap pertama. Lalu target akan meningkat 70.000 barel per hari pada tahap kedua yang diperkirakan terjadi dua minggu ke depan.
Libya mempunyai sejarah menjadi negara paling maju di Afrika. Libya juga dikenal sebagai negara dengan cadangan minyak terbesar di Afrika. Namun Libya mulai terpuruk sejak pembunuhan Muammar Khadafi oleh para pemberontak yang didukung oleh NATO di tahun 2011.
Libya kemudian terpecah belah menjadi berbagai kelompok atau faksi hingga sampai saat ini ‘tersisa’ dua kelompok besar yaitu GNA dan LNA.
Kemenangan GNA baru-baru ini juga membuat kelompok milisi lokal yang menguasai ladang minyak El Sharara beralih mendukungnya. Dan sejak itu, NOC bisa melakukan negosiasi dengan milisi lokal untuk mengendalikan ladang minyak El Sharara yang merupakan ladang minyak terbesar di Libya.