Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Setelah COVID, Antibodi Pada Anak Bertahan Lebih Dari 6 Bulan

Setelah COVID, Antibodi Pada Anak Bertahan Lebih Dari 6 Bulan



Berita Baru, Inovasi – Sebuah data menunjukkan bahwa sebagian besar anak-anak dan remaja dengan antibodi COVID-19 setelah terinfeksi SARS-CoV-2 biasanya akan bertahan dalam darah mereka dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan.

Para peneliti di Texas, mulai  Oktober 2020 lalu telah merekrut 218 subjek berusia antara 5 dan 19 tahun. Masing-masing memberikan tiga sampel darah, dengan interval tiga bulan. Dengan lebih dari 90% peserta tidak divaksinasi ketika mereka mendaftar dalam penelitian ini.

Peneliti dalam laporan secara online di Pediatric mengungkapkan bahwa mereka menemukan dalam tes darah pertama menunjukkan antibodi terkait infeksi yang menunjukkan pemulihan dari COVID-19 pada sepertiga anak-anak.

“Enam bulan kemudian, 96% dari mereka yang memiliki antibodi masih memilikinya, ” ungkap penelitian tersebut, sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (23/3/22).

Penelitian ini dirancang untuk mendeteksi keberadaan antibodi, yang hanya merupakan salah satu komponen pertahanan sistem kekebalan, bukan jumlah antibodi. Tingkat perlindungan bahkan pada mereka yang memiliki antibodi tidak jelas.

Para peneliti tidak menemukan perbedaan berdasarkan anak-anak itu menunjukkan gejala atau tidak, tingkat keparahan gejala atau karena berat badan serta jenis kelamin.

“Itu sama untuk semua orang (anak),” Sarah Messiah dari UTHealth School of Public Health Dallas, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

“Beberapa orang tua berpikir hanya karena anak mereka terkena COVID-19, mereka sekarang terlindungi dan tidak perlu mendapatkan vaksin,” kata Messiah.

“Kami memiliki alat hebat yang tersedia untuk memberikan perlindungan tambahan kepada anak-anak dengan mendapatkan vaksin mereka.”

Sebuah penelitian kecil yang diterbitkan awal bulan ini di JAMA Network Open menunjukkan bahwa sebagian besar anak yang terinfeksi virus corona tidak memiliki antibodi dalam darah mereka sesudahnya.

Hanya 37% anak-anak yang tampaknya mengembangkan antibodi, dibandingkan dengan 76% orang dewasa, meskipun viral load serupa pada kedua kelompok, para peneliti menemukan.