Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Wadas Melawan
Aksi Solidaritas di Batu dan Malang, Jawa Timur untuk warga Wadas. (Foto: Instgaram @kepadatanah)

Seruan Aksi Nasional Solidaritas untuk Wadas



Berita Baru, Jakarta – Sebuah pamflet tersebar di media sosial seruan aksi nasional bertajuk ‘Wadas Menggugat: Tanah Adalah Nyawa’ oleh Aliansi Solidaritas untuk Wadas.

Akun Instagram @aliansiuntukwadas menyebut aksi solidaritas tersebut akan digelar serentak di seluruh di Indonesia pada hari ini, Selasa (22/3), pada pukul 13.00 WIB.

“Mengajak kepada individu, organisasi dan seluruh elemen masyarakat Indonesia yang mendukung perjuangan warga wadas untuk turun aksi guna menyuarakan 3 tuntutan bersama,” tulis pamflet seruan aksi untuk Wadas, dikutip Selasa (22/3).

Tiga tuntutan tersebut diantaranya, mendesak pemerintah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk menghentikan rencana penambangan di Desa Wadas, Kecamatan Bener Purworejo.

Aliansi juga meminta Gubernur Ganjar mencabut Izin Penetapan Lokasi (IPL) bendungan Bener dan mengeluarkan Desa Wadas dari IPL penambangan batuan andesit untuk bahan pembangunan Bendungan Bener.

Selain itu, mereka mendorong Gubernur Ganjar untuk mengusut tuntas dalang dibalik tindakan pengepungan, penangkapan secara sewenang-wenang dan penyiksaan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap warga Wadas pada 8 Februari 2022 lalu.

Berdasar penelusuran Beritabaru.co, setidaknya sudah ada empat wilayah yang akan melakukan aksi tersebut, tiga diantaranya memulai aksi pada pukul 13.00 WIB yaitu Purworejo bertempat Monumen Tentara Pelajar, Semarang di Depan Gedung Pemprov Jateng, dan Yogyakarta di Tugu Jogja. Semetara di Kabupaten Cirebon pada pukul 09.00 WIB di Balai Kota Cirebon.

Sebagaimana diketahui, Wadas merupakan salah satu Desa yang masuk dalam wilayah Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Daerah tersebut ditetapkan sebagai lokasi tambang batuan andesit untuk pembangunan Bendungan Bener.

Rencana tersebut lantas mendapat penolakan dari Warga Wadas. Mereka menolak karena penambangan akan merusak lingkungan sehingga berdampak buruk terhadap kehidupan warga setempat. 

Bahkan konflik agraria tersebut sempat berujung kericuhan antara aparat dengan masyarakat Wadas saat petugas pemerintah berupaya melakukan pembebasan lahan (pematokan lahan).