Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Asap mengepul setelah dilaporkan serangan pesawat tak berawak Turki di dekat al-Qahtaniyah di provinsi Hasakah timur laut Suriah, dekat perbatasan dengan Turki, pada 23 November. Foto: Gihad Darwish/AFP via Getty Images.
Asap mengepul setelah dilaporkan serangan pesawat tak berawak Turki di dekat al-Qahtaniyah di provinsi Hasakah timur laut Suriah, dekat perbatasan dengan Turki, pada 23 November. Foto: Gihad Darwish/AFP via Getty Images.

Serangan di Suriah Membahayakan Pasukan AS, CIA Dikabarkan Kirim Peringatan ke Turki



Berita Baru, Washington – Sjak 20 November lalu, Turki membombardir Suriah dan Irak lantaran Turki mengklaim serangan di Istanbul pada 13 November dilakukan oleh Pasukan Kurdi. Namun, CIA khawatir bahwa serangan Turki itu dapat mengancam pasukan AS di Suriah.

Kekhawatiran itu dilaporkan oleh kantor berita Axios pada Rabu (7/12), yang dalam laporannya mengatakan bahwa Direktur CIA Bill Burns berbicara dengan kepala Organisasi Intelijen Nasional Turki, Hakan Fidan, bahwa tembakan artileri Turki dan serangan udara di Suriah utara membahayakan pasukan AS.

“Direktur CIA Bill Burns memberikan pesan tegas kepada mitranya dari Turki yang menentang serangan artileri dan serangan udara Turki baru-baru ini terhadap Kurdi di Suriah utara, memperingatkan bahwa mereka menempatkan pasukan AS dalam bahaya, menurut dua sumber AS yang mengetahui langsung masalah tersebut,” tulis laporan Axios.

Seruan antara dua kepala badan intelijen tersebut terjadi setelah serangan udara Turki dilaporkan mendarat kurang dari 1.000 kaki dari pasukan AS yang ditempatkan di wilayah al-Hasakah di Suriah utara.

Saat ini ada sekitar 900 tentara AS yang ditempatkan di Suriah, sebagian besar ditempatkan di pangkalan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) Kurdi. Misi mereka adalah membantu organisasi melawan sisa-sisa pasukan Kurdi.

Turki telah membom Suriah karena menyalahkan militan Kurdi atas serangan teroris 13 November di Istanbul.

Tidak ada kelompok yang bertanggung jawab atas serangan itu dan baik SDF yang didukung AS maupun kelompok militan terbesar, Partai Pekerja Kurdistan, telah membantah terlibat.

Gedung Putih dan CIA menolak mengomentari panggilan telepon Burns-Fidan.

Tetapi dua sumber yang diberitahu tentang panggilan itu mengatakan Burns memberi tahu Fidan bahwa serangan itu membahayakan pasukan AS dan memperingatkannya terhadap potensi invasi darat.

Invasi darat akan menempatkan pasukan AS dan sekutu mereka dalam posisi genting di daerah yang dilanda perang.

Baik Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley telah berbicara dengan pejabat Turki tentang serangan tersebut dalam beberapa minggu terakhir.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price juga mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa bahwa AS telah mengatakan kepada Turki secara terbuka dan pribadi bahwa mereka menentang tindakan militer, termasuk invasi darat.

James Jeffery, mantan duta besar Amerika Serikat di Turki, juga mengunjungi Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar pada hari Rabu.