Seni Visual dari Sekuel ‘Avatar’ Mendapat Pujian Kritikus Film

Berita Baru, Internasional – Sekuel yang telah lama ditunggu-tunggu untuk film inovatif Avatar mendapat pujian dari para kritikus film yang mengatakan mereka terpesona lagi oleh seni visual sutradara James Cameron.

Avatar: The Way of Water dibuka di bioskop pada hari Jumat lalu, 13 tahun setelah film pertamanya memukau penonton dengan teknologi 3D perintis dan menjadi film berpenghasilan tertinggi sepanjang masa dengan penjualan tiket 2,9 miliar dolar.

Sekuelnya menawarkan gambar 3D yang lebih canggih, menampilkan makhluk air di bulan subur Pandora.

Pada Selasa sore, 85 persen dari 107 ulasan yang dikumpulkan di situs web Rotten Tomatoes telah memuji sekuel baru tersebut.

“‘Avatar: The Way of Water’ adalah pesta visual yang memukau layar yang menghasilkan waktu tayang 3 jam 12 menit,” kata Richard Roeper dari Chicago Sun-Times, sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (15/12/22).

Beberapa juga memuji cerita tentang orang-orang Na’vi yang tinggi dan biru, yang terpaksa mengungsi dari hutan ke laut.

“Efek khusus 3-D tetap luar biasa, tetapi skenario kali ini lebih baik, dengan alur cerita yang lebih menarik secara emosional daripada aslinya,” kata Randy Myers dari San Jose Mercury News.

Leah Greenblatt dari Entertainment Weekly menyebut film itu “membangun dunia yang sangat teliti yang menakjubkan dan menyelimuti apa pun yang pernah kami lihat di layar.”

Namun yang menjadi pertanyaan besar Hollywood adalah apakah “The Way of Water” dapat menutup biaya produksi dan pemasarannya yang sangat besar.

Studio membagi penjualan tiket dengan bioskop, dan Cameron memberi tahu majalah GQ bahwa “The Way of Water” perlu menghasilkan 2 miliar dolar hanya untuk mencapai titik impas.

Shawn Robbins, kepala analis di Box Office Pro, memproyeksikan film tersebut akan dibuka dengan penjualan tiket setidaknya 150 juta dolar di Amerika Serikat dan Kanada selama akhir pekan pertamanya.

Kritikus tidak terkesan secara universal dengan “The Way of Water”. Beberapa keberatan dengan waktu berjalan yang lama atau mengatakan mereka tidak tertarik dengan cerita tersebut.

“Menonton film (terasa) seperti diselimuti air dengan semen pirus,” kata Robbie Collin dari Daily Telegraph.