Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Sempat Hilang, Korsel Akan Selidiki Pejabatnya Yang Ditemukan di Perairan Korea Utara
Warga Korea Selatan memegang bendera unifikasi yang menunjukkan semenanjung Korea di KTT yang mempertemukan Presiden Moon dan Kim Jong Un tahun 2018. Foto: AP.

Sempat Hilang, Korsel Akan Selidiki Pejabatnya Yang Ditemukan di Perairan Korea Utara



Berita Baru, Internasional – Pada hari Rabu (23/9), Kementerian Pertahanan Korea Selatan (Korsel) mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki laporan pejabat pemerintah yang sebelumnya dilaporkan menghilang.

Kementerian tidak menyebutkan nama itu, hanya menyebutkan bahwa pejabat itu berumur 47 dan merupakan seorang pejabat dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Korea Selatan.

Menurut keterangan, ia menghilang dari kapal pemerintah yang mengawasi kapal penangkap ikan Korea Selatan yang beroperasi di dekat perbatasan laut di lepas pantai barat Korea Selatan sebelum tengah hari pada hari Senin (21/9).

Kolega hanya menemukan sepatunya di kapal dan melaporkan hilangnya dia ke penjaga pantai, mendorong operasi pencarian intensif.

“Menurut intelijen militer, dia tampaknya ditemukan di perairan Korea Utara Selasa malam dan kami mengikuti petunjuk ini,” kata kementerian Pertahanan Korea Selatan, dikutip dari SCMP.

“Kami akan mengambil langkah yang diperlukan, termasuk menyelidiki bagaimana dia hilang dan memeriksa fakta terkait dengan Korea Utara,” imbuhnya.

Sangat jarang bagi warga negara Korea Selatan untuk membelot ke Korea Utara, yang secara teknis tetap berada dalam konflik terbuka karena perang Korea berakhir dengan gencatan senjata pada tahun 1953 yang ‘hanya merupakan’ perjanjian damai.

Terkait dengan konflik antar dua negara Korea itu, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada hari ini, Rabu (23/9) juga mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa dan komunitas internasional untuk secara resmi mendukung pengakhiran perang Korea sehingga tetangga dapat bergeser ke ‘era rekonsiliasi dan kemakmuran.’

“Akhir dari deklarasi perang akan membuka pintu untuk menyelesaikan denuklirisasi dan rezim perdamaian permanen di semenanjung Korea,” katanya dalam pidato selama pertemuan Majelis Umum PBB di New York.

Hubungan antar-Korea tetap surut karena beberapa pertemuan puncak yang melibatkan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dianggap gagal membuat terobosan dalam negosiasi yang telah lama macet mengenai perlucutan senjata nuklir.