Sekelompok Orang Bersenjata Menculik Ratusan Siswa Sekolah di Nigeria Tengah
Berita Baru, Internasional – Sekelompok orang bersenjata, mengenakan seragam militer, menculik ratusan siswa sekolah di Nigeria tengah, dilansir dari The Guardian, Rabu (17/2).
Serangan itu diduga dilakukan oleh kelompok bersenjata yang dicurigai sebagai “bandit” peneror Nigeria barat laut dan tengah dalam beberapa tahun terakhir. Kelompok-kelompok itu telah melancarkan serangan perampokan dari hutan yang membentang di barat laut Nigeria ke negara tetangga Niger, meneror komunitas pedesaan yang rentan dan tidak berdaya karena kurangnya keamanan.
Penyerbuan terjadi pada Selasa malam (16/2), di Perguruan Tinggi Ilmu Pengetahuan Pemerintah (GSC) yang semuanya laki-laki, di Kota Kagara, negara bagian Niger. Satu siswa tewas dan ratusan lainnya diculik. Beberapa guru juga dilaporkan diculik dan dibawa ke hutan terdekat.
Pembunuhan, kekerasan seksual, dan penculikan massal untuk mendapatkan uang tebusan meningkat tajam, termasuk di sekolah.
“Bandit pergi ke GSC Kagara tadi malam dan menculik ratusan siswa dan guru mereka,” seorang pejabat pemerintah mengatakan kepada AFP tanpa menyebut nama. Patroli angkatan darat dan udara telah dikerahkan untuk menjelajahi wilayah itu, sementara korban penculikan sedang dihitung untuk menentukan jumlah korban yang hilang.
Pejabat pemerintah di Niger mengatakan mereka akan memberikan rincian sesegera mungkin, setelah mengumpulkan informasi tentang penculikan.
Pada Rabu (17/2), Gubernur negara bagian menginstruksikan untuk meliburkan semua sekolah asrama di daerah yang berisiko terkena serangan bandit.
Seorang juru bicara presiden Nigeria, Muhammadu Buhari mengatakan: “Doa kami untuk keluarga para korban serangan ini. Menyusul laporan ini, presiden telah mengarahkan angkatan bersenjata dan polisi, untuk memastikan pemulangan semua tawanan dengan segera dan aman.”
Serangan ini menyusul insiden serupa pada Desember lalu, ketika sekitar 300 anak sekolah diculik di Katsina, barat laut Nigeria, memicu kemarahan atas meningkatnya ketidakamanan dalam beberapa tahun terakhir. Anak-anak lelaki itu kemudian dibebaskan, sementara pemerintah membantah laporan luas bahwa orang-orang bersenjata itu, yang terkait dengan Boko Haram, dibayar uang tebusan.
Massifnya serangan di barat laut Nigeria telah meningkatkan kecemasan. Meskipun dalam beberapa serangan udara dan operasi militer, kelompok tersebut tetap menjadi ancaman kuat di banyak bagian Nigeria utara. Beberapa pemerintah daerah telah menandatangani “kesepakatan damai” yang kontroversial dan tidak jelas dengan kelompok tersebut, dengan beberapa di antaranya mengaku telah membayar atau menawarkan bantuan kepada para pemberontak. Namun serangan tetap resistan.
Dalam beberapa tahun terakhir, serangan juga meningkat di perbatasan keropos Nigeria dengan Niger, dengan pengungsi melarikan diri semakin jauh ke negara itu.
Kurangnya keamanan dan perlindungan di wilayah pedesaan – merupakan wilayah hutan yang luas dan kaya mineral – membuat kelompok bersenjata kian berkembang.
Sementara “perampokan” mencakup serangkaian aktivitas kriminal yang terkait dengan berbagai faktor non-etnis dan etnis, banyak dari serangan bersenjata skala besar baru-baru ini yang diduga dilakukan oleh penyerang Fulani. Menurut Amnesty International, 1.126 orang dibunuh oleh bandit antara Januari dan Juni tahun lalu.
Serangan di Katsina pada bulan Desember tampaknya menjadi penyerangan terburuk yang tercatat oleh tersangka bandit, menurut Audu Bulama Bukarti, seorang ahli dan analis ekstrimisme di Tony Blair Institute. “Ini adalah titik eskalasi utama lainnya dalam situasi keamanan yang memburuk dengan cepat di barat laut,” katanya.
Ancaman dari bandit semakin rumit dengan meningkatnya hubungan dengan para jihadis, yang masih melancarkan pemberontakan selama 11 tahun di timur laut negara itu. Banyak yang takut para jihadis semakin aktif di utara dan tengah Nigeria, menjalin hubungan dengan kelompok bersenjata yang berkembang pesat.
Pada bulan Desember, Boko Haram mengaku bertanggung jawab atas penculikan di Kankara. Sementara serangan itu dilakukan oleh bandit, hubungan antara kedua kelompok bersenjata itu menimbulkan kekhawatiran yang meluas.
Pada April 2014, Boko Haram menculik 276 gadis dari asrama sekolah mereka di Chibok, di negara bagian Borno timur laut. Sekitar 100 gadis masih hilang. Kelompok itu juga melakukan penculikan terhadap anak sekolah lain serta ribuan orang di timur laut Nigeria.