Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Sejumlah Percakapan Ganjil di Masa Pandemi | Cerpen Wawan Kurniawan
Ilustrasi: Parachute

Sejumlah Percakapan Ganjil di Masa Pandemi | Cerpen Wawan Kurniawan



Tahun 2135

Tokoh XDS: “Ini vaksin ketujuh saya, sejak kemarin saya sampai susah tidur lantaran takut kehabisan vaksin lagi. Untung saja, hari ini semua berjalan lancar!”

Tokoh GJZ: “Lain kali, kau harus pergi ke laboratorium kawanku saja. Kau tak perlu takut kehabisan, kau cukup membayarnya dengan crypto anjing-anjingan itu”

Tokoh XDS: “Apakah kawanmu punya serum anti-bodi yang kuat itu?”

Tokoh GJZ: “Tentu saja, tapi kau harus membayarnya dengan 1 Ethereum. Kupikir itu harga yang sebanding untuk khasiatnya. Kau tak perlu lagi harus rutin vaksin dan menggunakan pil warna-warnimu itu”

Tokoh XDS: “Kawanku baru saja membuat hutan buatan di halaman belakang rumahnya. Tapi di gudang bawah tanahnya, ada mining crypto yang luar biasa”

Tokoh GJZ: “Hutan buatan yang digital itu? Berapa banyak Bitcoin (BTC) yang dia gunakan untuk membayar biayanya?”

Tokoh XDS: “Cuma 10 BTC, itu sedikit bagi dia yang punya mining crypto di gudang bawah tanahnya. Bagaimana urusanmu dengan para pekerja galian tambang di daerah VX?”

Tokoh GJZ:    “Mereka libur kerja sejak minggu lalu, dua orang sudah meninggal karena suhu yang begitu panas, sisanya ada yang kesulitan bernapas, bahkan setelah merek kuberi vaksin”

Tokoh XDS:   “Kau masih pilih vaksin murah itu?”

Tokoh GJZ: “Jelas, kantor tidak ingin mengeluarkan terlalu banyak dana untuk urusan sepele seperti itu. Cukup banyak pekerja yang melamar di tempat kami”

Tokoh XDS: “Kau belum berubah, kau masih pragmatis seperti dulu”

Tokoh GJZ: “Kau keliru, saya sudah banyak berubah. Saya belajar banyak dari sikapmu memperlakukan para pekerjamu. Kau memberikan mereka bonus kerja, tapi diam-diam menambah beban kerja tiga kali lipat”

Tokoh XDS: “Mereka hanya penebang hutan yang mudah berbahagia, bekerja lebih banyak juga bagian dari kebahagiaan mereka”

Tokoh GJZ: “Kau benar-benar semakin mengerikan!”

Tahun 2021

Tokoh DGC: “Ibu tidak ingin divaksin, katanya pemerintah ingin membunuh kita lewat vaksin!”

Tokoh GAD: “Kau harus memberi tahu ibu agar segera mendapat vaksin, virus itu akan berbahaya nantinya. Kau anak kesayangan ibu, kau pasti bisa meyakinkan ibu”

Tokoh DGC: “Bagaimana kalau kakak pulang dan membantu saya meyakinkan ibu untuk vaksin!”

Tokoh GAD: “Tidak, itu bukan ide yang tepat! Di kota ini, kasus semakin meningkat, saya curiga bisa menulari ibu jika pulang. Saya mungkin akan jadi korban berikutnya. Minggu lalu,  istri saya sudah terjangkit virus, sekarang dia masih dalam proses pemulihan, padahal dia juga sudah vaksin dua kali.”

Tokoh DGC: “Tapi kota yang kakak tempati sekarang juga rawan banjir kan?”

Tokoh GAD: “Iya, minggu ini hujan diprediksi mulai parah. Tahun lalu banjir sudah sampai betis, semoga nanti tidak separah itu lagi”

Tokoh DGC: “Bagaimana kalau kakak menginap di rumah kosong paman sebelum ke rumah, kalau karantina mungkin kondisi kakak bisa lebih terjaga”

Tokoh GAD: “Masa cuti saya juga sudah habis. Pulang betul-betul bukan pilihan”

Tokoh DGC: “Tapi, mengabaikan kondisi ibu di masa seperti ini jangan dianggap masalah sepele kak!”

Tahun 2058  

Tokoh DSS: “Kau sudah mencoba mencuri kemarin, kau nyaris tertangkap dan mati di tempat!”

Tokoh ZXC: “Saya ingin mendapat vaksin untuk anak-anak kita sebelum terlambat”

Tokoh CSD: “Kita harus menggali lagi, ruang bawah tanah ini mungkin akan lebih membuat kita aman”

Tokoh DSS: “Paman tidak berpikir vaksin itu penting? Kenapa harus bahas ruang bawah tanah lagi?”

Tokoh CSD: “Kita harus sembunyi, sebelum pemerintah memaksa kita membeli vaksin. Kau kenal Paman DOX, dia ditembak mati setelah tak mampu membeli vaksin, mayatnya dibuang di pemakaman massal. Kau mau seperti itu?”

Tokoh ZXC: “Apa kita harus sembunyi dari masalah ini? Kita juga akan mati di ruang bawah tanah itu jika terus seperti ini”

Tokoh CSD: “Setidaknya, kita tunggu pandemi berakhir dengan tenang”

Tokoh DSS: “Bagaimana rencana paman sebenarnya? Bukankah ruang bawah tanah itu juga mudah ditemukan? Apalagi tempat kita ini sudah jadi target pemerintah minggu ini, semua jadi sia-sia semata”

Tokoh CSD: “Dua hari lalu, di perumahan elit itu ada yang terserang virus dan meninggal satu keluarga. Kita akan ke sana malam ini juga.”

Tokoh ZXC: “Tapi artinya, virus itu mungkin bisa saja masih ada di sekitar rumah”

Tokoh DSS: “Kemarin saya mencuri masker mahal di toko kesehatan M untuk kita bertiga. Setidaknya, sebelum ruang bawah tanah itu selesai, kita bisa aman dengan maskernya”

Tokoh CSD: “Kalian tak perlu khawatir, saya sudah membawa peledak yang kusimpan di ruang tengah rumah itu. Malam kemarin, saya sudah meledakkannya. Kita cukup datang dan melihat lubang yang dihasilkan ledakan itu.”

Tahun 2021

Tokoh GAD: “Halo, bagaimana kabar ibu? Saya menghubungimu sejak tadi sore, kenapa tidak mengangkap teleponku?”

Tokoh DGC: “Ibu tadi siang marah-marah, saya diminta berhenti memintanya vaksin”

Tokoh GAD: “Hah? Tidak biasanya ibu marah kepadamu, pasti ada yang keliru”

Tokoh DGC: “Mungkin karena bibi DS masuk ruang perawatan, beliau positif terserang virus dan kondisinya kritis. Sejak mendengar kabar itu, ibu banyak diam dan tiba-tiba suasana hatinya tampak terganggu.”

Tokoh GAD: “Sebenarnya, saya dan istri berniat pulang. Di kota ini, minggu ini akan banjir parah tapi sepertinya giliran saya yang positif”

Tokoh DGC: “Betulkah? Jangan-jangan kakak cuma flu biasa. Kalau itu, cukup istirahat dulu beberapa hari”

Tokoh GAD: “Tidak, istri saya tadi sore memanggil teman baiknya yang merupakan seorang dokter. Dia sudah memeriksa saya dan menduga saya kemungkinan positif, meski belum di tes resmi, tapi saya paham jika gejalanya tampak nyata dalam tubuh saya”

 Tokoh DGC: “Bohong, ini pasti tidak nyata!”

Tokoh GAD: “Jangan bodoh, untuk apa saya berbohong. Tenangkan dirimu, semua akan baik-baik saja. Bilang ke ibu kalau kondisi saya baik-baik saja dan akan pulang secepatnya”

Tokoh DGC: “Tunggu, kakak benar-benar sakit, saya bisa mendengar suara batukmu. Ya Tuhan, bagaimana dengan asma yang kau derita?”

Tokoh DGC: “Ya ampun, kau terbatuk tanpa henti. Astaga, di TV kulihat hujan masih lebat hingga esok pagi”

Tokoh GAD: “Aaa…ku… sepertiiii mu….laaai sesaaak”

Tokoh DGC: “Halo….halo kakak, haaaaloooooo!”

 Tokoh 2058

Tokoh DSS: “Bagaimana rasanya menggunakan masker mahal ini? Kita serasa berada di tengah hutan, bukan?”

Tokoh CSD: “Itulah orang-orang kaya terasa bahagia meski udara hari ini terasa penuh ancaman”

Tokoh ZXC: “Saya rasa untuk orang seusia paman, udara sekarang memang sangat berbahaya”

Tokoh CSD: “Kesehatan bukan masalah usia, kau harus tetap waspada sekarang ini. Lihat lubang dari ledakan itu, tampak cukup menjanjikan untuk kita bertiga”

Tokoh DSS: “Haruskah kita melompat dan memeriksa kedalaman tempat ini?”

Tokoh CSD: “Apakah pintu rumah ini sudah kau tutup rapat? Kita akan bersembunyi di tempat ini selagi pemerintah memaksa kita membeli vaksinnya yang mahal”

Tokoh DSS: “Setidaknya kita aman dari pemerintah, sekarang kita sisa mengatur kondisi bawah tanah”

Tokoh CSD: “Pemerintah dari waktu ke waktu tampak semakin menakutkan.”

Tokoh DSS: “Lihat,  ZXC melompat dan menyalakan lampu dari bawah tanah!”

Tokoh ZXC: “Kalian bisa dengar suara saya?”

Tokoh DSS: “Bisa, bagaimana situasi di bawah sana? Aman?

Tokoh ZXC: “Di sini terlalu dingin, harusnya kita membawa baju tebal atau selimut”

Tokoh CSD: “Saya siap lompat dan menikmatinya”

Tokoh DSS: “Baiklah, saya juga ikut! Dunia akan terasa sepi tanpa kita”

Tokoh ZXC: “Bagaimana, apakah suhu di tempat ini terasa dingin?”

Tokoh DSS: “Bagaimana tidak, sudah seminggu ini cuaca semakin berbahaya. Siang terasa panas sekali dan malam terasa dingin membeku.”

Tokoh ZXC: “Lihat, dia menggigil. Dia pasti kedinginan, apalagi pakaiannya yang begitu tipis. Tapi mereka akan sadar bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja” 

Tahun 2135

Tokoh XDS: “Crypto yang saya simpan sejak 10 tahun lalu sudah profit tinggi!”

Tokoh GJZ: “Kau harus membaginya denganku. Mungkin bisa jadi modal usaha baru.”

Tokoh XDS: “Kupikir kau akan mendapat komisi setiap orang yang kau bawa kepadanya di laboratorium, itu benar bukan?”

Tokoh GJZ: “Tidak, saya hanya sebatas membantu di bagian itu. Selebihnya tidak ada.”

Tokoh XDS: “Pandemi sudah membuat dia semakin kaya”

Tokoh GJZ: “Kenapa harus bilang dia, kalau dirimu sendiri juga sudah kaya karena bisnis vaksin dan lain-lain”

Tokoh XDS: “Lebih tepatnya kita. Hei berhentilah tertawa!”

Tokoh GJZ: “Kau sendiri masih tertawa. Sebenarnya masa pandemi itu dipenuhi hal yang lucu, kau setuju bukan?”

Tokoh XDS: “Tawamu jauh lebih keras dari punyaku. Berbahagialah kawan!”


Wawan Kurniawan, menulis puisi, cerpen, esai dan menerjemahkan. Menerbitkan buku puisi pertamanya yang berjudul “Persinggahan Perangai Sepi (2013)”. Serta diundang sebagai penulis Indonesia Timur di Makassar International Writers Festival (MIWF) 2015. Buku puisi kedua terbit “Sajak Penghuni Surga (2017)” Buku esai pertamanya yang memuat 50 tulisan yang pernah dimuat di Koran Tempo Makassar dari tahun 2013-2016 terbit Februari 2017 dengan judul “Sepi Manusia Topeng” oleh Penerbit Nala Cipta Litera kerjasama komunitas Literasi Makassar dan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Sulawesi Selatan.

Karya-karyanya pernah dimuat di Jawa Pos, Kompas, Media Indonesia, Riau Pos, Bali Post, Koran Tempo Makassar, Suara NTB, Harian Fajar Makassar, Tribun Timur Makassar, Serambi Indonesia, Republika, Koran Sindo, Kompas, Harian Cakrawala Makassar, Lombok Post dan beberapa website. Memperingati Hari Pendidikan Nasional 2 Mei, ia mendapatkan penghargaan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai penulis artikel pendidikan terbaik pertama pada tahun 2012. Salah satu karyanya menjadi Novel Pilihan Unnes International Novel Writing Contest 2017.