Sejahterakan Petani dan UMKM, TPP PNS Pemprov NTB Akan Diberikan Beras Lokal
Berita Baru, NTB – Pemerintah Provinsi NTB berencana mulai awal Agustus 2021, Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) PNS, bukan hanya diberikan uang, namun akan diberikan komoditas berupa beras 10 Kg.
“Tujuannya agar menjaga harga gabah stabil demi kesejahteraan petani dan UMKM lokal NTB,”kata Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah, saat menghadiri Kegiatan Panen Padi ”Demplot Kombinasi Metode System of Rice Intensification (SRI) – Jajar Legowo (Jarwo)” Program Integrated Farming System (IFS), di dusun Dasan Baru Tojong-Ojong, Desa Selebung, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah. Kamis (15/07/2021)
Lebih lanjut jelas Bang Zul, beras yang nantinya akan diberikan ini berasal dari pabrik yang membeli gabah dari petani lokal. Sehingga ada kesinambungan permintaan dengan harga gabah agar mendekati kestabilan.
“Pegawai di Pemrov ada sekitar kurang lebih 13.000 orang, kalau tiap bulan dengan TPP diberikan beras 10 Kg maka akan ada pabrik penggilingan yang akan terus hidup,” ujarnya.
“Apalagi kualitas beras kita sangat baik, tidak kalah dengan daerah lain,” imbuh.
Sementara untuk pabrik penggilingan yang akan dipilih nanti adalah yang mau membeli gabah dari para petani lokal NTB. Sehingga bila konsep ini juga diterapkan di Lombok Tengah dan Kabupaten/Kota se-NTB, akan sangat membantu harga gabah petani tetap stabil dan tidak anjlok.
Gubernur berharap, setelah Pemrov NTB, Bupati Kabupaten Lombok Tengah mengikuti langkah ini. Minimal awal bulan September untuk mengawalinya.
“Maka bila kurang lebih sekitar 50 ribuan ASN di NTB diberikan beras, sangat luar biasa untuk membantu mensejahtekan petani,”ungkapnya.
Selain itu pemerintah daerah juga harus tegas agar tidak ada permainan dalam pembelian gabah dipetani dan beras dipabrik penggilingan. Untuk itu maka harus dibuatkan aturan dan mekanisme yang baik.
Setelah tahun ini pemberian beras, tidak menutup kemungkinan produk selanjutnya yang akan dibagikan dengan TPP adalah produk seperti kopi, teh, minyak kelapa dan produk UMKM lainnya.
“Oleh sebab itu, kita ikut membantu produk UMKM dan ada kebanggaan kita menggunakan dan mengkonsumsi karya putra putri daerah,” tutur Gubernur.
Setelah terpenuhi kebutuhan dalam daerah, dengan adanya cost of learning, produk-produk NTB dapat dijual keluar daerah se Indonesia bahkan dunia.
“Perjalanan panjang, selalu harus dimulai dengan keberanian memulai dengan langkah pertama,”tutupnya untuk terus membangkitkan masyarakat dan petani NTB.