Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

FIB Unej
Dari kiri ke kanan: Dosen Sastra Inggris Unej Reni Kusumaningputri, S.S., M. Pd. Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember Prof. Dr. Akhmad Sofyan, M. Hum, Dosen Fisip Unej Agus Trihartono, Ph.D. Guru Besar Sastra Indonesia Unej Prof. Dr. Novi Anoegrajakti, M. Hum. (Foto: Rizal Kurniawan/ Berita Baru Jatim)

Segerakan Gelar Profesor, FIB Unej Adakan Pelatihan Publikasi Jurnal Internasional Terindeks Scopus



Berita Baru, Jember – Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember baru saja mengadakan Focus Group Discussion dengan topik sharing Pengalaman Menembus Jurnal Internasional Terindeks Scopus di Ruang Sidang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, Universitas Jember pada Kamis, (20/02).

Acara ini dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, Akhmad Sofyan. Menurutnya, acara ini harus disambut positif demi peningkatan kapasitas dosen FIB Unej dan juga menyegerakan para doktor menjadi profesor.

“Selain untuk percepatan guru besar dan menyegerakan para dosen meraih jabatan tertinggi akademik yaitu professor. Acara ini juga dimaksudkan agar para dosen mampu menembus jurnal terindeks Scopus,” terang Novi Anoegrajekti, guru besar Sastra Indonesia FIB Unej sekaligus koordinator kegiatan.

Acara FGD kali ini menghadirkan narasumber Agus Trihartono, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unej dan Reni Kusumaningputri, dosen Sastra Inggris FIB Unej. Menurut Novi, keduanya adalah dosen yang beberapa karya tulis ilmiahnya telah publish di Jurnal Internasional terindeks Scopus.

Agus menegaskan bahwa judul jurnal sangat penting dan mempengaruhi reviewer dan pembaca. “Judul artikel menjadi hal yang sangat signifikan. Jika dicermati, judul memiliki tingkat kepentingan yang dominan, karena akan dibaca 100% oleh pembaca. Hal ini berbeda dengan abstrak yang dibaca 40%, introduksi hanya akan dibaca 20%, sedangkan konklusi akan dibaca 4% pembaca,” terangnya.

Sementara Reni menceritakan bahwa untuk menembus jurnal Internasional Scopus butuh rasa optimis yang tinggi “Bahkan saya kena reject reviewer sampai 25 kali, tetapi saya tidak putus asa, saya terus percaya diri, semangat dan tentunya berdoa, akhirnya jurnal saya tembus juga, saya menangis bersyukur,” ujarnya.

Rencananya, tahap prolog ini akan dilanjutkan dalam workshop dengan narasumber Handoyo Puji Widodo (King Abdulaziz University, Saudi Arabia).

Kegiatan workshop dilaksanakan dalam empat tahapan pertemuan selama bulan April sampai Agustus, dengan materi meliputi navigasi referensi dan penentuan jurnal sasaran, penulisan pendahuluan, kajian pustaka, metodologi, analisis dan diskusi serta konklusi hasil temuan riset. [Agus]