Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Satgas Covid-19 Ungkap 4 Komorbit Penyebab Risiko Kematian Covid-19
Ketua Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito (Foto: Istimewa)

Satgas Covid-19 Ungkap 4 Komorbit Penyebab Risiko Kematian Covid-19



Berita Baru, Jakarta – Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Indonesia mengungkapkan kormobit yang menyebabkan peningkatan risiko kematian pasien positif Covid-19.

Data tersebut diperoleh Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 setelah melakukan analisis kematian pasien Covid-19 selama 5 bulan terakhir berdasarkan usia dan riwayat komorbid atau penyakit penyerta yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah internasional PLOS One.

“Semakin banyak riwayat komorbid, semakin tinggi risiko untuk meninggal saat terinfeksi Covid-19,” ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Nasional Wiku Adisasmito, Kamis (17/12).

Wiku menjelaskan, pasien dengan bawaan penyakit ginjal memiliki risiko kematian 13,7 kali lebih besar terhadap kematian dibandingkan dengan pasien yang tidak memiliki penyakit ginjal.

Kemudian, lanjut Wiku pada komorbid penyakit jantung, pasien memiliki risiko 9 kali lebih besar terhadap kematian dibandingkan yang tidak memiliki penyakit jantung.

“Komorbid dengan penyakit diabetes mellitus memiliki risiko kematian 8,3 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memiliki penyakit tersebut,” jelas Wiku.

Selanjutnya, kata Wiku komorbid dengan hipertensi memiliki risiko kematian 6 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memilikinya. Begitupun komorbid dengan penyakit imun, memiliki risiko 6 kali lebih besar.

Wiku menuturkan bahwa mereka yang memiliki penyakit komorbid lebih dari satu, berisiko 6,5 kali lipat lebih tinggi untuk meninggal saat terinfeksi Covid-19.

“Pada pasien yang memiliki dua penyakit komorbid, berisiko 15 kali lipat lebih tinggi untuk meninggal saat terinfeksi Covid-19 dibandingkan yang tidak memiliki kondisi komorbid,” terang Wiku.

Sementara itu, yang memiliki lebih atau sama dengan 3 penyakit komorbid berisiko 29 kali lipat lebih tinggi meninggal saat terinfeksi Covid-19.

“Meskipun kita tahu penularan Covid-19 tidak mengenal batasan, temuan ini menunjukkan secara detail golongan mana saja yang perlu mendapat perhatian lebih dan diprioritaskan perlindungannya,” jelas Wiku.

Sementara itu, Wiku menuturkan hasil penelitian dari aspek usia terungkap bahwa semakin tinggi usia, semakin tinggi pula risiko kematian akibat Covid. Pasien yang berada di usia rentang 31 – 45 tahun berisiko masing-masing sebesar 2,4 kali lipat pada kematian.

Pasien yang berada di rentang usia 46 – 59 tahun, berisiko 8,5 kali lipat pada kematian. Pasien berusia di atas 60 tahun atau lansia memiliki risiko sebesar 19,5 kali lipat pada kematian.

“Risiko ini akan semakin meningkat pada usia lanjut,” ujar Wiku.

Untuk itu, kata Wiku bagi masyarakat yang masuk dalam kategori berisiko tinggi atau bagi yang tinggal dengan anggota keluarga berisiko tinggi, maka Wiku menyarankan terapkan protokol kesehatan dengan ekstra disiplin.

“Dan bagi masyarakat yang tidak masuk dalam golong tersebut, sebagai makhluk sosial sudah pasti akan berinteraksi dengan golongan tersebut,” ujarnya.

Wiku mengajak masyarakat untuk saling menjaga dan meringankan beban satu sama lain dengan disiplin protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.