Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Sambut Harlah 1 Abad NU, PCINU Tiongkok Luncurkan Buku di UIN Sunan Ampel

Sambut Harlah 1 Abad NU, PCINU Tiongkok Luncurkan Buku di UIN Sunan Ampel



Berita Baru, Surabaya – Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tiongkok, menyambut Harlah 1 Abad NU dengan menggelar peluncuran dan bedah buku “Santri Indonesia di Tiongkok” di Auditorium FISIP UIN Sunan Ampel Surabaya, Senin (6/2/2023).

Hadir dalam kegiatan peluncuran itu, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing, Yudil Chatim, Wakil Konjen RRT di Surabaya, Lai Dan, Pimpinan FISIP UINSA, Aniek Nurhayati dan sejumlah  ketua organisasi  Tionghoa seperti Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Jawa Timur, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jawa Timur dan Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Surabaya. Serta ratusan kader NU serta pemerhati China.

Kegiatan ini juga menghadirkan beberapa narasumber sebagai pembedah yakni; KH. Imron Rosyadi, Wasekjen PBNU, Candra Gautama, editor senior penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), Ahmad Syaifuddin Zuhri, editor buku sekaligus Rois Syuriah PCINU Tiongkok dan M. Fathoni Hakim peneliti Pusat Kajian Indonesia-Tiongkok (PUSKIT) FISIP UINSA, dan dipandu moderator Surotul Ilmiyah mahasiswa S3 jurusan Public Health di Central South University, Changsa, Provinsi Hunan, Tiongkok.

Rois Syuriyah PCINU Tiongkok, Ahmad Syaifuddin Zuhri, mengatakan bahwa buku ini merupakan edisi kedua yang lebih lengkap dari buku,“Islam Indonesia dan Islam China” yang terbit pada 2019 lalu.

“Buku yang berisi tentang pengalaman keagamaan, keislaman, Pendidikan, sosial-budaya dan politik, ekonomi serta perkembangan teknologi di negeri Panda. Di edisi terbaru ini ditambahkan penekanan pada peran dan kontribusi santri dalam meningkatkan hubungan antar masyarakat Indonesia dan Tiongkok,” ujar Syaifuddin.

Mengawali diskusi, KH. Imron Rosyadi menegaskan kemunduran Barat dan kebangkitan Timur di berbagai bidang, termasuk aspek ekonomi. Timur dalam konteks ini adalah Asia, yang mana ada tiga peradaban besar (Hindu, Buddha dan Islam).

“India di Asia Selatan adalah representasi Hindu, China di Asia Timur representasi Buddha, dan Indonesia sebagai simbol Islam berada di Asia Tenggara. Maka penting bagi para santri untuk mengejar mimpi belajar ke negeri China. Buku Santri Indonesia di Tiongkok menjadi sangat strategis sebagai jembatan kesepahaman hubungan antara Indonesia-Tiongkok,” tuturnya.

Sementara itu, Fathoni mengatakan bahw dirinya menaruh harapan besar terhadap eksistensi PCINU Tiongkok kedepan, pasalnya, dengan jumlah anggota lebih dari 500 santri yang sedang menempuh studi di Tiongkok dengan berbagai disiplin ilmu.

“PCINU bukan hanya berpeluang dalam peningkatan hubungan antar warga Indonesia-Tiongkok yang lebih bersifat sosial-budaya. Namun diharapkan para santri di Tiongkok bisa menjadi fasilitator dalam peningkatan ekonomi dan pendidikan di kedua negara,” ujar Fathoni saat menyampaikan materinya.