Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Salam Forum: Upaya Wahid Foundation Sebar Perdamaian di Media Sosial
Redaktur Beritabaru.co saat memandu acara Salam Forum Wahid Foundation

Salam Forum: Upaya Wahid Foundation Sebar Perdamaian di Media Sosial



Berita Baru, Jakarta – Wahid Foundation menggelar acara yang bertajuk Salam Forum dengan tema “Kompak Menebar Rahmah di Media Sosial” pada Minggu (1/4) secara daring.

Acara tersebut dihadiri langsung oleh Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas, Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid, Kepala Suku Mojok.co Phutut EA, Gus Nadirsyah Hosen, dan Komika Sa’diyah Ma’ruf dengan dipandu oleh moderator Redaktur Beritabaru.co Sarah Monica.

Faktor Besar Pelaku Terorisme

Salam Forum: Upaya Wahid Foundation Sebar Perdamaian di Media Sosial

Dalam sambutannya, Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid menyampaikan dalam survei yang dilakukan pihaknya menunjukkan bahwa faktor yang menjadi penyebab utama seseorang mengikuti ajaran terorisme bukanlah faktor agama, namun faktor besarnya adalah faktor kegelisahan, kecemasan, ketidak yakinan diri, kemarahan, serta faktor melihat adanya ketidak adilan di lingkungannya.

“Para pelaku bom bunuh diri di Makassar dan juga pelaku penyerangan Mabes Polri menurut Grafologi mereka memiliki tingkat kepecayaan diri yang rendah dan tingkat kegalauan yang tinggi yang kemudian bertemu dengan orang yang melakukan provokasi sehingga memberikan rasa kepercayaan diri yang semu dengan embel-embel agama,” jelas Yenny.

Yenny menyampaikan, faktor lain yang mempengaruhi juga bukan hanya doktrin agama, tapi juga doktrin politik. Ia mencontohkan aoa yang dilakukan oleh Trump  dalam akhir masa jabatannya dalam memprovokasi pendukungnya dengan narasi apabila Joe Biden dilantik maka nilai yang mereka percayai akan dicampakkan, dan AS menjadi negara tidak nyaman bagi mereka.

Pengaruh Sosial Media

Dalam kesempatan itu, Yenny menyampaikan bahwa peran sosial media sangat besar sekali dalam mempengaruhi struktur otak. Menurutnya, ketika otak secara terus menerus terekspos oleh konten yang tidak baik, maka akan membuat struktur otak berubah dan menimbulkan kecanduan.

“Akibatnya, ketika ia tidak menerima hal yang baru dari sosial media, maka akan membuat ia depresi dan tidak percaya diri, dan ini sangat rawan bertemu dengan konten yang ditawarkan kelompok ekstrem,” tutur Yenny.

“Salah satu peran dari acara ini, untuk dapat menelurkan narasi dan konten untuk memfasilitasi dengan konten yang ramah, agar mereka tidak hanya mendapatkan konten provokasi. Tugas kita adalah menciptakan ekosistem baru bagi millenial yang dapat membanjiri narasi damai dan nyaman dan menjadi counter narasi ektrem yang mempengaruhi. Ini adalah perjuangan kita untuk menciptakan masyarakat yang baldatun toyyibatun warobbun ghafur,” pungkas Yenny.