Rusia Mengecam Pakta Aukus Karena Kacaukan Nuklir Dunia
Berita Baru, Kremlin – Rusia mengecam Pakta Aukus karena kacaukan nuklir dunia mengancam upaya nonpoliferasi nuklir dunia, kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov pada Jumat (29/9).
Ia mengakui bahwa Rusia tidak nyaman atas kesepakatan itu.
“Ini adalah tantangan besar bagi rezim non-proliferasi nuklir internasional,” katanya, mengutip kantor berita loka Tass.
Lebih lanjut, Ryabkov mengatakan Rusia khawatir kemitraan yang akan memungkinkan Australia menjadi salah satu negara yang mempunyai ‘akses cepat’ terhadap persenjataan nuklir.
“Setelah 18 bulan konsultasi dan beberapa tahun upaya, untuk mendapatkan kapal selam bertenaga nuklir dalam jumlah yang cukup, lalu menjadikannya sebagai salah satu dari lima negara teratas untuk jenis persenjataan ini,” imbuhnya.
Pakta pertahanan yang dibangun antara Australia, Amerika Serikat dan Inggris itu sudah mendapat banyak kecaman dari beberapa negara, termasuk China dan Jerman.
Namun, Sergei Ryabkov kini lebih memperingatkan pakta itu karena mengancam upaya non-proliferasi nuklir global.
Berdasarkan perjanjian trilateral untuk kawasan Indo-Pasifik, yang diumumkan bulan lalu, Australia akan menjadi negara kedua setelah Inggris yang diberi akses ke teknologi nuklir AS untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir.
Saat ini, hanya enam negara yang memiliki kapal selam bertenaga nuklir, yaitu Rusia, AS, Inggris, Prancis, India, dan China.
Kesepakatan Aukus juga membuat China bingung, yang memiliki pengaruh yang semakin besar di Indo-Pasifik, dan membuat marah Prancis, sekutu lama AS, Australia, dan Inggris.
Australia membatalkan kesepakatan bernilai miliaran dolar dengan Prancis untuk membangun kapal selam konvensional setelah menandatangani pakta tersebut, malahan pihaknya akan membangun setidaknya delapan kapal bertenaga nuklir dengan teknologi AS dan Inggris.
Pembatalan itu membuat marah Prancis, hingga membuat Paris menarik duta besarnya dari Canberra dan Washington.
Paris juga menyerukan kepada anggota Uni Eropa untuk lebih membela kepentingan mereka dan mendorong Uni Eropa ‘sebagai sebuah blok’ untuk mengembangkan kemampuan militer mereka sendiri sehubungan dengan kesepakatan Aukus.