Rusia Luncurkan Tembakan Artileri, Roket dan Tank ke Ukraina
Berita Baru, Internasional – Rusia telah melepaskan tembakan artileri, beberapa roket dan tank di sekitar kota Kharkiv, Ukraina, kata staf umum Ukraina, Senin (11/7).
Seperti dilansir dari Reuters, sebuah gedung apartemen di Kharkiv terkena rudal dalam serangan tersebut semalam, tetapi tidak ada korban yang dilaporkan.
Sebelumnya, pada Sabtu malam, sebuah serangan roket di gedung apartemen lima lantai di kota timur Chasiv Yar telah menewaskan 15 orang dan menyebabkan puluhan orang terperangkap di antara puing-puing reruntuhan.
Kepala staf Presiden Volodymyr Zelenskiy, Andriy Yermak, mengatakan serangan itu adalah “serangan teroris lain” dan bahwa Rusia harus ditetapkan sebagai negara sponsor terorisme.
Moskow menyangkal bahwa pihaknya menargetkan warga sipil, tetapi kota dan desa-desa Ukraina telah luluhlantak usai penembakan yang diluncurkan Rusia. Satu-satunya tempat aman yang tersisa ialah ruang bawah tanah dan tempat perlindungan bom.
Pada hari Minggu, tim penyelamat di Chasiv Yar menggunakan derek untuk mengangkat lempengan beton dan menggali puing-puing, sementara warga yang selamat dari serangan kebingungan sambil menyelamatkan barang-barang pribadinya serta menceritakan kisah pelariannya.
“Kami lari ke basement, ada tiga pukulan, yang pertama di suatu tempat di dapur,” kata seorang warga yang menyebut namanya sebagai Ludmila.
“Yang kedua, saya bahkan tidak ingat, ada petir, kami berlari menuju pintu masuk kedua dan kemudian langsung ke ruang bawah tanah. Kami duduk di sana sepanjang malam sampai pagi ini.” Korban selamat lainnya, yang menyebut namanya sebagai Venera, mengatakan bahwa dia ingin menyelamatkan dua anak kucingnya.
“Saya terlempar ke kamar mandi, semuanya kacau, saya shock, semua berlumuran darah,” katanya sambil menangis. “Pada saat saya meninggalkan kamar mandi, ruangan itu penuh dengan puing-puing, tiga lantai runtuh. Saya tidak pernah menemukan anak kucing di bawah reruntuhan.”
Presiden Rusia, Vladimir Putin, meluncurkan operasi militerya di Ukraina pada 24 Februari. Ia menyebut tindakan tersebut sebagai upaya untuk mendemiliterisasi Ukraina dan menyingkirkan kaum nasionalis.
Ukraina dan sekutu Baratnya mengatakan perang Putin adalah perampasan tanah kekaisaran dan menuduh pasukannya melakukan kejahatan perang, tetapi Moskow membantah menyerang warga sipil.
Perang antara Ukraina dan Rusia dapat disebut sebagai konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Konflik telah menewaskan ribuan orang, meninggalkan kota-kota besar dan kecil dalam reruntuhan dan menyebabkan lebih dari 5,5 juta orang Ukraina melarikan diri dari negaranya.
Staf umum Ukraina mengatakan pada hari Senin bahwa pasukan Rusia telah meluncurkan gelombang pemboman di timur ketika mereka berusaha untuk menguasai jantung industri Donbas.
Penembakan yang meluas itu disebut persiapan untuk intensifikasi permusuhan.
Sementara konflik masih terus berkobar, Kremlin telah mendeklarasikan kemenangan di provinsi Luhansk Donbas dan pasukannya kini berkonsentrasi untuk menguasai Donetsk yang bertetangga.
Putin telah berjanji untuk menyerahkan kendali Donbas kepada separatis pro-Rusia yang telah mendeklarasikan kemerdekaan dari Kyiv.
Pada hari Minggu, Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk, memperingatkan warga sipil di wilayah Kherson yang diduduki Rusia untuk segera mengungsi karena angkatan bersenjata Ukraina sedang mempersiapkan serangan balik di sana, meski tidak memberikan kerangka waktu untuk tindakan.
“Saya tahu pasti bahwa tidak boleh ada perempuan dan anak-anak di sana, dan mereka tidak boleh menjadi tameng manusia,” katanya di televisi nasional.