Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ilustrasi: Shuterstock.
Ilustrasi: Shuterstock.

Rusia Geram, YouTube Ikutan Blokir Channel Parlemen Duma TV



Beritabaru.co, Moskow – YouTube blokir channel Duma TV yang merupakan channel majelis rendah parlemen Rusia, memicu kemarahan pejabat Rusia dan mendorong sanksi pembatasan pada layanan streaming paling populer di dunia.

Sebelumnya, pada Sabtu (9/40), sebuah pesan di YouTube mengatakan saluran Duma telah “dihentikan karena melanggar Persyaratan Layanan YouTube”.

Para pejabat dan regulator komunikasi Rusia, Roskomnadzor merespon cepat pemberhentian saluran tersebut dan mengecam layanan yang dimiliki oleh perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Alphabet Inc.

“Dari kelihatannya, YouTube telah menandatangani surat perintahnya sendiri. Simpan konten, transfer (itu) ke platform Rusia. Dan cepatlah,” kata juru bicara kementerian luar negeri Maria Zakharova di layanan pesan Telegram.

Pengawas komunikasi Rusia juga meminta Google memulihkan akses ke saluran Duma TV segera.

“Perusahaan IT Amerika menganut posisi anti-Rusia yang jelas dalam perang informasi yang dilakukan oleh Barat melawan negara kita,” kata Roskomnadzor.

Google mengatakan kepada Reuters dalam komentar email yang berkomitmen untuk mematuhi semua sanksi yang berlaku dan undang-undang kepatuhan perdagangan.

“Jika kami menemukan bahwa suatu akun melanggar Persyaratan Layanan kami, kami mengambil tindakan yang sesuai. Tim kami memantau situasi dengan cermat untuk setiap pembaruan dan perubahan,” kata pernyataan Google.

Vyacheslav Volodin, pembicara Duma, mengatakan langkah YouTube adalah bukti lebih lanjut dari pelanggaran hak dan kebebasan yang dilakukan oleh pemerintah AS.

“AS ingin mendapatkan monopoli dalam mempromosikan informasi. Kami tidak bisa membiarkan itu terjadi,” kata Volodin di Telegram.

Sebelumnya, Rusia telah membatasi akses ke Facebook dan Instagram andalan Twitter dan Meta Platforms sejak mengirim ribuan tentara ke Ukraina pada 24 Februari.

Rusia sebelumnya telah mencoba untuk melarang aplikasi perpesanan Telegram, yang sekarang banyak digunakan oleh para pejabat Rusia, tetapi mencabut larangannya pada pertengahan 2020.

Beberapa media Rusia menyebut langkah itu sebagai sebuah kapitulasi. Tetapi Roskomnadzor mengatakan tindakan itu dilakukan karena pendiri aplikasi Rusia, Pavel Durov, siap bekerja sama dalam memerangi terorisme dan ekstremisme di platform tersebut.