Rusia Bombardir Sekolah di Ukraina Timur, Lebih Dari 60 Orang Diduga Meninggal
Berita Baru, Kiev – Sedikitnya 60 orang hilang dan dikhawatirkan tewas di puing-puing sekolah yang terbakar setelah serangan udara Rusia di sekolah di Ukraina timur.
Gubernur wilayah Luhansk, Serhiy Gaidai, mengatakan pada hari Minggu (8/5) bahwa dua orang dipastikan tewas setelah pasukan Rusia menjatuhkan bom di sekolah tersebut, dan 30 warga sipil telah ditarik dari reruntuhan.
Sekitar 90 orang telah berlindung di sekolah di desa Bilohorivka, kata Haidai, dan kebakaran setelah serangan hari Sabtu melalap gedung itu.
“Api padam setelah hampir empat jam, kemudian puing-puing dibersihkan dan, sayangnya, mayat dua orang ditemukan,” tulis Gaidai di aplikasi pesan Telegram.
“Tiga puluh orang dievakuasi dari reruntuhan, tujuh di antaranya terluka. Enam puluh orang kemungkinan tewas di bawah reruntuhan bangunan,” imbuhnya.
Namun, beberapa media belum bisa memastikan dan memverifikasi pernyataan tersebut.
Perang 10 minggu Rusia di Ukraina telah menewaskan ribuan orang, menghancurkan kota-kota, dan mendorong lima juta orang Ukraina melarikan diri dari negara itu.
Sebelumnya, pada Sabtu (7/5) Ukraina mengatakan telah berhasil mengevakuasi warga sipil di bunker baja Azovstal di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung dan target strategis bagi pasukan Rusia.
Setidaknya 300 orang telah berhasil diselamatkan, menurut Presiden Zelenskiy.
Upaya evakuasi warga sipil masih terus berlanjut, dan pada Minggu (8/5) akan fokus mengeluarkan yang terluka dan petugas medis dari pabrik baja.
Pejuang Ukraina di pabrik Azovstal bersumpah untuk tidak menyerah dan pasukan Rusia berusaha untuk menyatakan kemenangan dalam pertempuran berkepanjangan di pabrik besar itu.
Pabrik baja Azovstal era Soviet, tempat terakhir bagi pasukan Ukraina di kota pelabuhan, telah menjadi simbol perlawanan terhadap upaya Rusia untuk merebut petak-petak Ukraina timur dan selatan.