Rusia Bantah Telah ‘Minta Maaf’ Soal Tuduhan Melanggar Wilayah Udara Korsel
Beritabaru.co, Internasional- Rusia dengan tegas membantah dikatakan pernah meminta maaf karena telah melanggar wilayah udara Korea Selatan (korsel), setelah adanya insiden yang melibatkan pesawat tempur dari empat negara yakni Korsel, Jepang, China dan Rusia. Kantor kepresidenan Korsel sebelumnya mengatakan seorang pejabat Rusia telah menyatakan “penyesalan yang mendalam” atas insiden udara Selasa (23/07) kemarin.
Dikatakan sebuah pesawat Rusia dua kali melanggar wilayah udara teritorialnya selama latihan bersama dengan China. Namun Moskow bersikeras membantah hal tersebut.
“Kami telah melihat pernyataan di media Korea Selatan, mereka mengutip kata-kata yang diatasnamakan militer kami. Dalam hal ini kita merasa bahwa di dalamnya ada banyak hal yang tidak sesuai dengan kenyataan” kata juru bicara kedutaan Rusia di Korea Selatan, menurut kantor berita Interfax.
Jet militer Korea Selatan menembakkan hampir 400 tembakan peringatan dan 20 suar pada hari Selasa di dekat pesawat pengintai Rusia. Jepang juga mengatakan hal yang sama, bahwa pesawat tersebut terbang di dekat pulau-pulau yang kini sedang disengketakan kedua negara.
Pada hari Rabu (24/07), pemerintah Korsel akhirnya mengatakan bahwa seorang pejabat Rusia telah mengakui pelanggaran oleh pesawat miliknya pada hari Selasa. Pejabat tersebut menyebut hal itu tidak disengaja dan Moskow akan segera meluncurkan penyelidikan terkait kasus yang di sebutnya sebagai kesalahan teknis tersebut.
“Pemerintah Moskow mengatakan jika pesawat terbang sesuai dengan rute yang awalnya direncanakan, insiden ini tidak akan terjadi,” kata juru bicara kepresidenan Gedung Biru, Yoon Do-han, kepada wartawan.
Sementara itu, China juga melakukan pembelaan dengan berdalih bahwa pesawat miliknya sedang melakukan latihan patroli udara.
Juru bicara kementerian pertahanan China Wu Qian mengatakan kepada wartawan bahwa mereka benar-benar mematuhi peraturan hukum internasional yang telah menjadi kesepakatan dan tidak memasuki wilayah udara negara-negara lain.
Penulis : Nafisa Fiana Sumber :BBC