Rumah Tampung, Upaya Menag Tangkal Terorisme di Perguruan Tinggi
Berita Baru, Jakarta – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa mengakui dan jujur atas kesalahan pemahaman dan memahami agama merupakan salah satu upaya mengikis terorisme dan intoleransi di Indonesia.
“Kalau kita tidak jujur maka selamanya kita akan begini. Karena pelaku terorisme seperti yang terjadi beberapa waktu lalu ada surat wasiat yang berisi pesan agama. Ajaran agamanya benar, hanya saja pemahamannya yang belum benar,” kata Menag Yaqut, Kamis (15/4/2021).
Pernyataan Menag Yaqut itu disampaikan dalam paparan tentang kebijakan dan langkah strategis Kementerian Agama terhadap kerukunan umat beragama di era pandemi di hadapan anggota Wantimpres secara daring dari Kantor Kemenag Jalan Lapangan Banteng Barat, Jakarta.
Menurut Menag, dalam mengatasi problem terorisme dan intoleransi di tanah air, Kementerian Agama tidak bisa berjalan sendiri dan harus bersama-sama stakeholders lainnya, seperti BIN, Polri, Densus 88, TNI, BNPT, Watimpres, dan instansi terkait lainnya.
“Jika ada kesalahan dalam pemahaman agama maka perlu ada upaya bersama-sama untuk memperbaikinya. Ke depan Kemenag sudah dilibatkan dalam penanganan intoleransi ini,” tandas Menag.
Rumah Tampung
Untuk meminimalisir intoleransi di sektor pendidikan tinggi, menurut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, pihaknya sudah mendapat arahan dari Presiden dan Mensesneg untuk mendirikan Rumah Tampung di empat perguruan tinggi.
Keempat perguruan tinggi yang akan menyiapkan Rumah Tampung tersebut di antaranya, UGM, UI, IPB, dan ITB untuk mahasiswa semester awal.
“Di sana akan dilakukan pendidikan kebangsaan dan moderasi beragama serta rumah advokasi mahasiswa baru dengan ideologi nasional. Insya Allah pada tahun ajaran baru nanti Rumah Tampung ini sudah bisa dimanfaatkan dalam meminimalisir upaya indoktrinasi di kalangan mahasiswa,” ujarnya Gus Menteri.
Menag juga mengatakan bahwa peran tokoh agama, ormas, dan lembaga pendidikan sangat penting dalam mengokohkan kerukunan inter dan antar umat beragama di Indonesia.
Gus Menteri, sapaan akrabnya, berharap penanganan terorisme dan intoleransi di Indonesia ke depan dapat dilakukan secara komprehensif. Dan Dia menegaskan, di Kemenag akan melakukannya dengan soft power.
Pertemuan Menteri Agama dengan anggota Dewan Pertimbangan (Wantimpres) periode 2019-2024 tersebut dipimpin Wiranto dan dihadiri anggota lainnya, yakni: Sidarto Danusubroto, Dato Sri Tahir, Putri Kuswisnu, Mardiono, Agung Laksono, Arifin Panigoro, Soekarwo, dan Luthfi bin Yahya. Sementara Gus Menteri didampingi Sekjen Kemenag Nizar, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Nifasri, Juru Bicara Kementerian Agama Abdul Rochman, dan para Staf Khusus Menteri Agama. (MKR)