Rosan Roeslani di Paramadina: Investasi Jadi Kunci Lompatan Ekonomi Indonesia
Berita Baru, Jakarta – Universitas Paramadina kembali menggelar forum Meet the Leaders, kali ini menghadirkan Rosan Perkasa Roeslani, MBA dalam orasi bertajuk “Entrepreneurial Leadership in Action: Steering Indonesia’s Investment and Industrial Renaissance.” Acara tersebut dibuka oleh Rektor Universitas Paramadina, Prof. Dr. Didik J. Rachbini, dan dipandu oleh Dr. Wijayanto Samirin sebagai host.
Dalam orasinya, Rosan memaparkan peran sentral investasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Ia menegaskan bahwa investasi merupakan elemen kedua terbesar penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB), yaitu sekitar 29%, setelah konsumsi rumah tangga yang mencapai 53%. Menurutnya, “dengan pola investasi Danantara saat ini, peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi lebih besar dan lebih strategis.”
Rosan mengungkapkan bahwa selama satu dekade terakhir, total investasi—baik dari dalam maupun luar negeri—telah mencapai Rp9.100 triliun. Pemerintah menargetkan angka ini tumbuh menjadi Rp13.000 triliun dalam lima tahun ke depan guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi hingga 8% pada tahun 2029, sebagaimana tercantum dalam proyeksi Bappenas.
Sebagai ekosistem baru pengelolaan aset nasional, Danantara akan mengelola sekitar Rp15.000 triliun dari seluruh BUMN yang tergabung di dalamnya. Uniknya, dana Danantara tidak lagi bersumber dari APBN atau Penyertaan Modal Negara (PMN), melainkan dari dividen perusahaan negara. “Dari dividen yang masuk secara bertahap, diperkirakan akan terkumpul hingga USD 7 miliar atau sekitar Rp120-150 triliun tahun ini,” kata Rosan. Dana ini akan diarahkan ke industri-industri yang menciptakan quality jobs.
Masalah kualitas tenaga kerja menjadi sorotan penting. Dari 140 juta angkatan kerja di Indonesia, 36% hanya berlatar belakang pendidikan SD, bahkan 24% di antaranya tidak lulus. Sementara itu, lulusan universitas dan diploma hanya mencakup 12–13%. “Ini merupakan tantangan besar bangsa dan menjadi sasaran strategis investasi Danantara agar bisa menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin,” jelas Rosan.
Ia juga menambahkan bahwa tiap tahunnya terdapat 2 juta kelahiran baru, dan menciptakan lapangan kerja berkualitas adalah cita-cita mulia yang ingin dicapai Danantara. “Investasi harus diarahkan untuk menyerap tenaga kerja yang besar jumlahnya itu,” tegasnya.
Lebih lanjut, Rosan menjelaskan bahwa Danantara akan memfokuskan sekitar 80% investasinya di dalam negeri, sementara 20% sisanya akan dikembangkan di luar negeri. Dalam lima tahun ke depan, investasi luar negeri ini diproyeksikan menghasilkan pemasukan sekitar USD 135 juta.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara investasi dan BUMN. Masih banyak BUMN yang perlu ditingkatkan dari sisi efisiensi dan produktivitas. “Dengan pola investasi Danantara saat ini, investor luar negeri akan lebih percaya karena dana yang ada bisa di-leverage hingga 4–5 kali lipat,” papar Rosan.
Rektor Universitas Paramadina, Prof. Dr. Didik J. Rachbini, menyambut baik hadirnya Rosan Roeslani dalam forum tersebut dan menyebut pentingnya kepemimpinan kewirausahaan dalam pembangunan ekonomi Indonesia ke depan. “Inilah momentum kita menguatkan strategi investasi agar bisa benar-benar menopang lompatan industrialisasi nasional,” ujarnya dalam sambutannya.