Riset: 630 Juta Orang yang Tinggal di Bumi akan Mengalami Banjir Tahunan di Tahun 2100
Berita Baru, Internasional – Sebuah riset yang diterbitkan di jurnal Nature Communications menyebut bahwa 630 juta orang yang tinggal di bumi akan mengalami bencana banjir tahunan pada tahun 2100.
Proyeksi tersebut didasarkan pada kadar CO2 dan emisi yang terus meningkat di abad 21. Seperti dilansir dari Sputnik News, meski terjadi pengurangan tingkat CO2 yang agresif, permukaan laut akan terus meningkat karena panas yang luar biasa tidak mampu terserap.
Studi ini menunjukkan bahwa kawasan Asia-Pasifik akan terkena dampak paling dramatis. Namun, hampir semua wilayah pesisir akan terancam, dengan Florida kemungkinan menghadapi kehilangan tanah paling parah dari negara bagian AS mana pun.
Kekhawatiran lain adalah faktor ketidakstabilan lapisan es di mana gunung-gunung es mencair dan kemungkinan akan hilang.
Kenaikan permukaan laut hanyalah salah satu dari banyak masalah terkait perubahan iklim yang dihadapi umat manusia di abad ke-21. Kebakaran hutan, kekeringan, dan topan telah melanda berbagai negara, kualitas udara juga akan sangat terpengaruh oleh gelombang panas yang parah. beberapa daerah bahkan dikatakan tidak layak huni karena panas yang berlebihan.
Akibat dari perubahan iklim yang terus memburuk, populasi manusia, terutama di negara-negara miskin akan mengalami skala pengungsian yang besar dan negara-negara maju akan mengalami penurunan ekonomi atau pengeluaran infrastruktur besar-besaran untuk mencegah hilangnya lahan.
Para ilmuwan percaya bahwa menjaga suhu rata-rata global agar tidak naik di atas 1,5 Celcius dari tingkat pra-industri pada tahun 2050 akan membantu mencegah risiko terburuk. Saat ini, panas berada di 1,1 Celcius, dengan emisi CO2 di seluruh dunia yang diproyeksikan terus meningkat, para ilmuwan percaya bahwa perubahan mendesak dan dramatis perlu diambil.