Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

The White Tiger

Review ‘The White Tiger’: Ketika Pelayan Memberontak



Berita Baru, Film – Sejak dikabarkan bahwa novel The White Tiger karya Aravind Adiga bakal diadaptasi ke dalam film dengan judul sama, penggemar langsung geger dan menantikannya. Tapi bagaimana hasilnya? Apakah mampu mewakili isi buku pemenang Booker Prize 2008 itu?

Yang jelas, review kali ini ingin melepaskan diri dari novelnya. Mari kita lihat The White Tiger, kali ini, sebagai film.

Sinopsis ‘The White Tiger’

Seorang lelaki dari keluarga tak mampu bernama Balram Halwai (Adarsh Gourav), berusaha memperjuangkan diri untuk bebas dari “kandang ayam.” Ini merupakan sebutan atas tempat yang membuatnya terkungkung, mengetahui bahwa sebagai orang miskin ia bakal berakhir mengenaskan, tanpa akses, tanpa kebebasan. Ia ingin keluar dari kendang itu dan mendapatkan hidup yang baru sebagai orang sukses.

Review ‘The White Tiger’: Ketika Pelayan Memberontak

Sejak kecil, Balram sudah terlihat cerdas. Ia mendapat julukan ‘White Tiger’ atau harimau putih, hewan langka yang berbeda dari harimau lainnya.

Jerat hutang dan kemiskinan membuatnya tak bisa melanjutkan pendidikan meski ia sangat ingin. Suatu ketika, ia melihat Ashok (Rajkummar Rao) datang ke desanya. Ashok adalah anak dari The Stork (Mahesh Manjrekar), seorang tuan tanah di Dhanbad yang memeras warga miskin di Laxmangarh, tempat tinggal Balram.

The Stork menjalankan bisnis baru barang dengan curang dari tambang milik pemerintah tanpa mau membayar pajak. Celakanya, politisi The Great Socialist (Swaroop Sampat), memfaislitasi kecurangan itu. Ia menjadi bagian dari korupsi yang busuk.

Melihat Ashok membuat Balram terinspirasi: ia ingin menjadi pelayan bagi Ashok. Maka ketika Ashok mencari sopir, Balram langsung meringsek masuk dan mendaftar. Ia pun berhasil menjadi sopir Ashok dan istrinya, Pinky (Priyanka Chopra Jonas).

Berbuda dengan The Stork dan Mukesh (Vijay Maurya) yang kerap merendahkan Balram yang datang dari kasta rendah dan keluarga miskin, Ashok dan Pinky berupaya memperlakukan Balram dengan adil, sebagai sesama manusia.

Review ‘The White Tiger’: Ketika Pelayan Memberontak

Namun, Balram jadi emosi ketika ia dipaksa untuk bertanggung jawab atas sesuatu yang tidak dilakukannya. Ia menjadi semakin mudah tersulut emosi dan gelap mata. Perhatiannya terfokus pada tas merah berisi uang sogokan untuk politisi yang dibawa Ashok kemana-mana.

Apa yang Balram lakukan berikutnya, adalah sebuah perdebatan. Orang akan menganggapnya itu adalah sebuah kejahatan, namun bakal ada juga yang beranggapan itu merupakan cara ‘wajar’ Balram untuk keluar dari “kendang ayam” dan ancaman untuk disembelih.

Balram, ‘The White Tiger’

Film ini menjadi kritik atas banyak hal: pembagian kasta yang berbuah pada ketidakadilan, korupsi politisi yang berkongsi dengan pebisnis, dan kekerasan sistemik terhadap orang-orang lemah. Balram menekankan betapa menyedihkannya menjadi miskin di negara demokrasi.

Semakin lama, Balram semakin menuntut lebih. Ia ingin mendapatkan lebih. Bisa dipahami juga bagaimana rasa marah dan gelap mata itu muncul sebagai akumulasi dari kemarahannya diperlakukan rendahan oleh keluarga Ashok.

Di akhir film kita melihat bahwa Balram akhirnya belajar dari apa yang ia lihat: menyogok demi mendapatkan kelonggaran dan akses. Ia tumbuh mejadi penggusaha, seperti mantan tuannya. Masuk akal jika Balram berkata bahwa “pengusaha India harus lurus dan licik, menghina dan percaya, lici

Review ‘The White Tiger’: Ketika Pelayan Memberontak

Wajar jika Balram percaya bahwa “pengusaha India harus jujur dan tidak jujur, menghina dan mempercayai, licik dan tulus pada saat yang sama.” Dalam narasinya, Balram tak henti melempar sarkasme, satu hal yang membuat filmnya hidup.

Meski masih terasa adanya beberapa adegan yang kurang solid, namun film The White Tiger barangkali bisa dibilang berhasil memotret fenomena sosial politik di India, berangkat dari perspektif seorang miskin yang berupaya menjadi berdaya.

Akting Adarsh Gourav, terutama, mampu membawa emosi penonton naik-turun. Ia mendapat banyak pujian atas peran ini, dan ternyata hal itu memang wajar. Harus nonton!