Review The King’s Affection: Omong Kosong Patriarki Berbuah Tragedi
Berita Baru, Entertainment – Dua episode “The King’s Affection” telah tayang di KBS2 dan bisa disaksikan melalui layanan streaming Netflix. Dapat disimpulkan, drama ini punya cerita memikat dan akting yang hebat.
Cerita dalam latar sejarah Korea pada masa dinasti Joseon ini mampu menarik perhatian dengan premis menantang. Berikut review episode drama “The King’s Affection” dari 2 episode yang sudah tayang. Waspada spoiler!
Akting yang tak dinyanya
Episode pertama digebrak dengan akting menawan dari para pemainnya. Berperan sebagai ibu Lee-Hwi, Han Chae-ah membuka drama ini dengan kualitas penampilan yang belum pernah ia tunjukkan sebelumnya seperti dalam “Marry Him If You Dare.” Perasaan marah, khawatir, terenyuh, semua sampai ke kursi penonton.
Belum lagi akting tajam Bae Soo-bin dan Lee Pil-mo, dua ikon kenamaan drama Korea. Kesemuanya berpadu, menyajikan tontonan yang layak nan memuaskan.
Omong Kosong Patriarki
Sejak episode pertama, drama ini telah mengusik penontonnya. Bagaimana tidak, seorang anak lelaki penerus tahta mahkota kerajaan dianggap tak layak hidup dalam satu rahim dengan perempuan. Itulah kenapa, ketika Permaisuri Han melahirkan bayi kembar laki-laki dan perempuan, ia diminta membunuh bayi perempuan tersebut.
Permaisuri berusaha membela diri dengan mengatakan, “Terlahir sebagai perempuan bukan alasannya untuk mati,” namun Kerajaan teguh dengan prinsip bahwa bayi kembar adalah terlarang, dan yang perempuan harus dimusnahkan agar yang laki-laki bisa melanjutkan hidup. Nyatanya, justru, takdir bicara lain.
Konflik dalam The King’s Affection
Pusaran konflik dalam drama ini juga menarik untuk ditengok, berangkat dari premis yang menonjol dibandingkan drama berlatar sejarah lainnya. Riak-riak yang berkelindan antara ayah Ji-woon, ibu Lee-Hwi, ayah Lee-Hwi, begitu kompleks dan bikin penasaran!
Tanpa bertele-tele
Yap, alur “The King’s Affection” mengalir tanpa ngalor-ngidul. Dalam durasi sekitar 60 menit tiap episode, cerita yang disuguhkan cukuplah padat, membuatmu jelas tak bakal bosan selama menontonnya. Satu waktu kamu dibikin berdebar, di waktu kemudian dibuat sedih dan terenyuh. Siap-siap naik rollercoaster!
Manis dan getir
Selama 2 episode awal, problem yang ditampilkan jelas serius. Seorang Putra Mahkota dibunuh saat menyamar, dan kembarannya, seorang perempuan, harus menyamar pula menjadi Putra Mahkota dan merahasiakan identitas itu dari segenap keluarga kerajaan.
Terasa sangat getir terutama jika melihat dari mata Permaisuri Han, namun tenang karena bumbu manisnya tetap ada. Kita bisa melihat lewat diri Jung Ji-woon, yang dunianya masih seputar Dam-i alias Lee-Hwi, perempuan yang ia taksir.
Catatan di atas kiranya cukup menjadi tonggak untuk terus menonton drama ini. Kini mari kita bersemangat menyambut episode-episode “The King’s Affection” derikutnya!