Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Di Bawah Umur

Review Film “Di Bawah Umur”: Hati-hati Tinggi Ekspektasi



Berita Baru, Film – Sekalipun masih dianggap tabu, edukasi seks dan kehamilan pranikah penting untuk dibicarakan. Bentuknya bisa bermacam-macam, termasuk melalui kesenian seperti film.

Jika sebelumnya kita telah mengenal “Dua Garis Biru” yang dibintangi oleh Angga Yunanda, kini aktor muda tersebut kembali lagi dalam film “Di Bawah Umur.” Ide ceritanya mungkin serupa, namun apakah film ini mampu menampilkan isu tersebut dengan apik?

Kisah “Klasik”

Intinya sih, film ini mengisahkan drama romansa antara Aryo (Angga Yunanda) dan Lena (Yoriko Angeline). Lena adalah siswa pindahan dari Bandung yang kini tinggal di Jakarta bersama keluarga Kevin, sepupunya.

Lena, Kevin, dan Aryo bersekolah di tempat yang sama. Lana pun bertemu dengan Aryo, anak nakal di sekolahnya. Setelah dibuat mabuk kepayang oleh Lena, Aryo pun berusaha merebut perhatian gadis itu. Sementara, Kevin hadir di antara mereka.

Nantinya, kita bakal tahu bahwa diantara ketiganya terdapat kisah masa lalu yang membuat cerita mereka saling terkait. Namun, plot twist yang diharapkan bakal bikin gempar itu justru terkesan nanggung dan tidak mampu menggenapi penantian yang dilakukan penonton.

Sudah, cerita “Di Bawah Umur” memang sesimpel itu. Lalu, apa yang bikin film ini menarik?

Dibayang-bayangi “Dua Garis Biru”

Karena ceritanya serupa dan pemain utamanya pun sama, wajar bila penonton menjadikan Angga Yunanda dalam “Dua Garis Biru” sebagai acuan. Di film ini, akting Angga mungkin tak masalah. Yuriko Angeline telah kita temui parasnya melalui film “Dilan” dan ia tampil sama manisnya.

Secara keseluruhan, “Di Bawah Umur” juga menjajaki sudut pandang yang belum diwadahi oleh “Dua Garis Biru.” Teknis filmnya pun oke, apalagi dihiasai nama-nama besar seperti Teuku Rifnu Wikana, Djenar Maesa Ayu, Ramzi, dan Surya Saputra.

Yang justru perlu dikoreksi adalah proses awal pembuatan film: penulisan cerita. Soalnya, terdapat beberapa poin cerita yang tak tereksekusi dengan baik sehingga menjadi plot hole. Karakter dan cerita yang ditampilkan pun tidak sekuat itu hingga mampu memberi kesan bagi penonton, termasuk dari pemeran utama. Plot twist yang dibikin bukannya bikin kaget dan terkesima, tapi justru kesal saking nanggungnya.

Begitu.

Tapi, tak ada yang kalah cringe dengan kelakuan Aryo ketika dirinya menempelkan kertas-kertas post-it di kamar Lana. Tak hanya itu, di beberapa adegan juga Aryo lebih terkesan creepy dibanding cool. Jelas hal itu adalah pelanggaran privasi, termasuk ketika Aryo memotret Lana diam-diam.

Tentu, saya juga tidak mengharapkan Lana berani menegur kelakuan annoying Aryo. Namun, dikhawatirkan hal semacam itu malah meromantisasi pelanggaran privasi.

Wallahu a’lam bisshawab.

Yang bikin lebih sedih lagi sebenarnya adalah, bahwa film ini disutradari oleh Emil Heradi. Doi pernah masuk nominasi sebagai sutradara terbaik FFI 2017 melali film Night Bus. Filmnya sendiri jelas jempolan, drama thriller yang bikin merinding dan hanyut dalam emosi.

Mellihat “Di Bawah Umur” mungkin malah bikin kita penasaran, apa yang terjadi dengan Emil?

Oh, film ini bisa kalian tonton di Disney +Hotstar. Apakah kalian sudah menontonnya, dan merasakan hal yang sama?