Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

BPHP Wilayah III Pekanbaru
Kepala Subbagian Tata Usaha BPHP Wilayah III Pekanbaru, Kurniawansyah Effendi dalam Podcast seri-6, Publikasi dan Diseminasi Praktik Baik, Perempuan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan, Senin (17/1).

Responsif Gender, Kantor BPHP Wilayah III Pekanbaru Sediakan Fasilitas Khusus bagi Ibu Hamil dan Menyusui



Berita Baru, Jakarta — Komitmen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam penerapan Pengarusutamaan Gender (PUG) sampai ke tingkat tapak terlihat jelas, salah satunya dengan menyediakan fasilitas bagi ibu-ibu hamil dan menyusui di kantor sebagaimana terjadi di salah satu Balai Pengelolaan Hutan Produksi (BPHP) KLHK di Wilayah III Pekanbaru.

Kepala Subbagian Tata Usaha BPHP Wilayah III Pekanbaru, Kurniawansyah Effendi dalam Podcast Sesi Keenam, Publikasi dan Diseminasi Praktik Baik, Perempuan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan, pada Senin (17/1).

“Kebetulan saya itu di Pekanbaru sejak 2017. Awalnya kan di kepala seksi. Saya melihat beberapa pegawai-pegawai terutama perempuan tidak optimal kinerjanya. Karena mungkin berbagi peran, peran ganda ini, sebagai PNS juga sebagai ibu rumah tangga,” kata lelaki yang kerap disapa Wawan.

Situasi itu kemudian mendorong Wawan agar para ibu rumah tangga yang menyusui atau menjaga anaknya tidak sering izin pulang di waktu istirahat.

“Di instansi kami itu bahwa kalau perempuan dan laki-laki itu diberikan kesempatan yang sama untuk berkinerja untuk memberikan tugasnya yang baik di kantor. Kemudian kalau saya perhatikan mungkin sebelum jam istirahat mereka sudah mulai pulang, sudah mulai ke rumah, alasannya waktu itu, ada ibu yang baru melahirkan. Mereka harus menyusui atau mereka mencari ruangan-ruangan di kantor yang nyaman untuk menyusui. Kemudian saya diskusi dengan kepala balai saya. Kebetulan ada ruangan yang tidak optimal untuk dipakai sehingga kami mulai merenovasi ruangan itu,” ungkapnya.

Kesempatan merenovasi ruangan itu muncul di tahun 2019 saat ia diangkat menjadi Kepala Subbagian Tata Usaha sekaligus sebagai sekretaris Pokja PUG yang salah satu tugasnya adalah mengelola rumah tangga yang berkeadilan gender.

Dalam membangun ruangan khusus bagi ibu-ibu hamil itu, Wawan membangunnya secara bertahap. Pertama kali yang ia lakukan adalah membuat wallpaper dinding yang lebih berwarna dan tentu dengan berdiskusi dengan para perempuan.

“Saya diskusi dengan teman-teman perempuan, kira-kira wallpaper mau warna apa. Kemudian mereka minta warna hijau tosca. Lalu Kami buatkan meja-mejanya. Dan kami juga berikan alat-alatnya. Lalu di tahun 2020 kebetulan tugas saya di program anggaran mulai saya sisipkan pemberian AC. Kemudian kami lengkapi dengan tanda-tanda untuk cara menyusui, cara laktasi dan kami lengkapi dengan permainan anak,” ujar alumni Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara (USU) tersebut.

Dengan seizin dari pimpinan kepala BPHP, sejak saat itu ibu-ibu yang mempunyai bayi diperbolehkan untuk melaksanakan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga di ruangan khusus tersebut.

“Silahkan sambil bekerja, sambil mengawasi. Karena kalau selama ini, mereka pulang untuk mengawasi anaknya. Banyak waktu yang terbuang. Dan sekarang, di kantor, mereka bisa lebih memberikan waktunya [untuk bekerja red.] sambil mengawasi anaknya. Kemudian bisa sambil pumping, bisa sambil bekerja,” imbuhnya.

Kemudian di tahun 2021, Wawan dan timnya melengkapi ruangan tersebut dengan beberapa fasilitas tambahan, termasuk dengan freezer pumping.

“Teman-teman yang menyusui, selesai pumping bisa dimasukkan freezer. Dan sejak saya masuk di Pekanbaru itu, pegawai perempuannya hampir tiap tahun ada yang hamil melahirkan dan menyusui sampai tahun ini, jadi sangat bermanfaat,” ungkapnya.

Wawan mengatakan upaya tersebut lantaran didorong oleh semangat dari KLHK dalam menerapkan PUG sekaligus memperhatikan dorongan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terkait kriteria ruang laktasi yang layak.

“Menteri pemberdayaan anak itu kan ada kriteria untuk laktasi. Mudah-mudahan, ada 7 kriteria sudah kita lengkapi, walaupun masih ruangan kecil, mudah-mudahan pegawai kami yang perempuan cukup nyaman untuk menggunakannya,”

Pria yang juga menjadi salah satu pemenang dari Program Training for Ecogender Training Hub (TEACH) tersebut, bagian dari Festival Gender yang digelar oleh KLHK, berharap agar masyarakat dapat melakukan yang terbaik bagi siapapun.

“Yakinlah kalau kita bisa. Kita bisa maju, kita bisa melakukan yang terbaik buat diri kita, buat bangsa, buat siapa saja, jangan pernah menyerah. Jangan pernah merasa bahwa kita punya kekurangan, tapi coba kita gali bahwa kita punya keunggulan,” ungkapnya dalam serial podcast hasil kerjasama antara Pokja PUG KLHK, Beritabaru.co dan The Asia Foundation.