Respon Kim Tae Ri Atas Romantisme Anak di Bawah Umur dalam ‘Twenty Five Twenty One’

Berita Baru, Entertainment – Kim Tae Ri telah tampil gemilang dalam Twenty Five Twenty One hingga menyabet kategori Aktris Terbaik di ajang Baeksang Arts Awards ke-58 yang digelar pada 6 Mei lalu.

Dalam perannya sebagai Na Hee Do, Tae Ri berhasil menyuguhkan karakter yang jujur, energik, dan berjiwa bebas. Ia seorang siswa sekolah menengah yang bercita-cita menjadi atlet anggar nasional. Lalu sebagai aktris berusia 33 tahun, bagaimana ya rasanya memerankan karakter yang jauh lebih muda?

Kim Tae Ri memikirkan mengenai hal itu. “Saya pikir ada beberapa aspek yang saya lewatkan tentang apa yang saya seharusnya lewatkan sebagai siswa SMA,” ujarnya dalam sebuah wawancara. Namun rupanya, berakting sebagai Hee Do adalah momen yang membahagiakan sekaligus membuatnya iri pada tokoh yang ia perankan.

“Ketika saya berakting sebagai Hee Do, saya tidak memikirkan masa kecil saya. Saya tidak memiliki masa kecil yang cerah. Aku cemburu saat berakting,” ungkapnya.

Untuk menyuguhkan akting terbaikknya, Tae Ri juga mengolah vokal agar terkesan lebih seperti remaja. “Saya tidak sengaja menaikkan atau menurunkan nada dan saya melakukannya begitu saja. Itu sebabnya ini sangat menyenangkan.”

Kim Tae Ri berbagi soal cinta beda umur

Kisah romansa antara Na Hee Do dan Baek Yi Jin yang diperankan oleh Nam Joo Hyuk sempat menimbulkan kontroversi pada masa awal masa penayangannya. Hal ini dikarenakan adanya hubungan asmara antara seorang pria dewasa berusia 23 tahun dan seorang siswa di bawah usia 19 tahun.

Terkait topik tersebut, pemeran The Handmaiden itu mengatakan, “Ini adalah aspek yang sangat sulit untuk dikomentari,” ujar Tae Ri. Menurutnya, mereka telah banyak berdiskusi ketika pertama kali membaca naskah dan selama proses perundingan karakter. Ia menekankan, perbedaan usia itu merupakan sesuatu yang harus mereka pahami dengan hati-hati.

Sementara pemirsa menantikan akhir yang bahagia untuk Na Hee Do dan Baek Yi Jin, drama ini juga mengumpulkan banyak diskusi karena menampilkan romansa antara anak berusia 23 tahun dan anak di bawah umur 19 tahun.

“Ini adalah aspek yang sangat sulit untuk dikomentari. Ini adalah aspek yang banyak kami diskusikan ketika saya pertama kali membaca naskah dan sedang dalam proses berbicara tentang karakter kami. Kami menganggapnya sebagai sesuatu yang harus kami dekati dengan hati-hati,” jelasnya.

“Kami terus-menerus berdiskusi dengan sutradara dan penulis. Sutradara juga banyak berpikir tentang bagaimana mendekati ini dari sudut pandang penyutradaraan dengan para aktor. Saya pikir begitulah cara kami menciptakannya secara bertahap, satu per satu.”

Tak hanya dikemas menarik dan dibawakan dengan baik oleh para pemerannya, drama ini juga dikenal dengan akhir yang mengesankan bagi penonton. Simak review Twenty Five Twenty One melalui tautan ini.

Simak cuplikan episode Twenty Five Twenty One berikut ini.