Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Respon Gerakan SONJO Terhadap Peningkatan Kasus COVID-19 Di Yogyakarta
Rimawan Pradiptyo (foto: Tempo)

Respon Gerakan SONJO Terhadap Peningkatan Kasus COVID-19 Di Yogyakarta



Berita Baru, Yogyakarta – Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah kasus harian COVID-19 di Indonesia, pemerintah akan menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada beberapa wilayah tertentu di pulau Jawa dan Bali pada 11-25 Januari 2020.

Ekonom senior Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, sebagai penggagas gerakan sosial yang dinamai Sambatan Jogja alias SONJO kembali memberikan perhatian khusus terkait semakin meningkatnya kasus positif COVID-19.

“Bapak-Ibu sekalian Ysh, saat ini kondisi penyebaran covid-19 di DIY berada di tingkat yang memprihatinkan. Hari ini peningkatan jumlah pasien covid-19 mencapai rekor 379 orang,” kata Rimawan dikutip dari akun Instagram @rimawan.pradiptyo pada Jum’at malam (8/1).

Menurut Rimawan Gerakan SONJO akan mengaktivitas beberapa program sebagai respon dan bentuk kepedulian terhadap memburuknya situasi COVID-19 di wilayah DI Yogyakarta.

“Senyampang dengan kondisi di atas beberapa program di SONJO telah diaktivasi. Beberapa program baru mulai berjalan. Untuk itu, di masa kritis ini, kami akan meng-update berbagai program di SONJO setiap dua kali seminggu,” lanjutnya.

Merujuk pada keterangan yang dipublikasikan oleh Rimawan dalam akun media sosialnya, diketahui ada berbagai program yang sedang dilaksanakan oleh Gerakan SONJO, yaitu: Etalase Pasar SONJO (EPS), WAG SONJO Pangan, WAG SONJO Wedding & Wisata, SONJO Husada Konvalesen (SoHibKoe), SONJO Rewangan, Shelter Tangguh Inisiatif Warga, SONJO Husada Tangguh, dan SONJO Legawa.

“Intensifikasi penggunaan apps Etalase Pasar SONJO (EPS), baik untuk pendaftaran iklan UMK, maupun instalasi icon EPS bagi para konsumen. Konsumen berdomisili di luar DIY dapat memesan makanan/produk dari EPS. Banyak makanan telah dikemas dalam kaleng atau vacuum frozen yang memungkinkan pengiriman ke luar DIY bahkan ke luar Jawa,” ungkapnya.

Selain gerakan ekonomi, secara khusus Rimawan mengajak untuk mengintensifkan gerakan SoHibKoe (Sonjo Husada Konvalesen) untuk mengupayakan kesehatan masyarakat. Karena, hingga Kamis (07/1) pukul 19.00 jumlah total pendonor baru mencapai 42 orang.

“Diperlukan upaya lebih keras untuk meningkatkan jumlah pendonor,” jelasnya.

Gerakan SONJO juga menginisiasi sistem rujukan pasien antar Rumah Sakit melalui program SONJO Rewangan. Sejak disusun pada 14 Desember 2020 silam atas inisiatif relawan-relawan tenaga kesehatan, total pasien yang terdaftar hingga Jum’at (8/1) telah mencapai 84 orang.

“Diantara jumlah tersebut, 54 pasien berhasil dirujuk, 21 pasien masih menunggu rujukan, dan 9 pasien wafat selama menunggu rujukan,” terang Rimawan.

Perluasan gerakan SONJO ini ditandai dengan pendirian Shelter Tangguh dibawah manajemen WAG SONJO Tangguh yang akan dibuka di Desa Panggungharjo, Kabupaten Sleman. Kebutuhan Shelter Tangguh muncul akibat sulitnya pasien mendapat tempat di rumah sakit karena rumah sakit memiliki keterbatasan kapasitas.

Berikutnya, gerakan ini juga akan memulai program baru yang dinamakan SONJO Husada Tangguh dibawah naungan kelompok SONJO Legawa.

“Program ini berusaha menggandeng lembaga charity untuk melakukan fund raising,” pungkasnya.