Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Rendra

Rendra Bagus Pamungkas dan Teater sebagai Sudut Pandang



Berita Baru, Tokoh – Teater bukanlah sesuatu yang melulu tentang panggung. Teater berhubungan pula dengan suatu disiplin keilmuan, pendekatan, latihan anti-lelah, dan kritik sosial.

Salah satu aktor pemeran Adi Sulaiman dalam Film Gundala: Negeri Ini Butuh Patriot (2019) Rendra Bagus Pamungkas bahkan, dalam gelar wicara Bercerita Beritabaru.co ke-78, menyampaikan teater pun bisa menjadi suatu sudut pandang.

Untuk membuktikan hal tersebut, Rendra sapaan akrabnya menceritakan tentang kebanyakan teman teaternya yang selalu bisa membaur dengan masyarakat, di level mana pun.

Tidak semua lingkaran teater Rendra terjun di dunia keaktoran. Sebagian memilih untuk turut mengembangkan literasi di pesantren.

Sebagiannya lagi memutuskan untuk membantu dalam pemberdayaan masyarakat, mendirikan taman baca, dan semacamnya.

Mereka adalah orang-orang teater, tegas Rendra, tapi hidup dan bertahan hidup di dunia yang berbeda, dan rupanya mereka bisa dan justru memberi kontribusi.

Dari situ, Rendra menilai bahwa seolah para pegiat teater sudah dibekali perangkat tertentu yang dengan itu mereka bisa menyesuaikan diri di mana pun berada.

Lha, di titik inilah, aku sebut bahwa teater itu bisa menjadi sudut pandang. Teater tidak hanya soal panggung, tapi juga seni untuk hidup dan bertahan hidup,” ungkapnya.

Pergeseran makna teater

Dalam diskusi yang ditemani oleh Sarah Monica host ternama Beritabaru.co ini, Senin (20/12), Rendra juga berbagi kisah tentang pergeseran makna teater dalam hidupnya.

Dulu bagi Rendra teater itu terbatas pada panggung. Teater berhubungan dengan suatu disiplin keilmuan, memiliki pendekatan khusus, terukur, dan rentetan dari latihan.

“Sepuluh tahun silam, aku tuh ya pokoknya di panggung, sampai tidurnya pun di panggung. Setiap hari latihan, dan ingin mencoba memerankan semua karakter dalam naskah,” katanya.

Meski demikian, selepas sepuluh (10) tahun berlalu, ada yang bergeser dalam diri Rendra terkait teater dan keaktoran.

Hari ini Rendra lebih cenderung untuk menilai bahwa teater adalah sesuatu yang lebih dari panggung. Teater adalah soal kehidupan.

Teater itu “gagah dalam kemiskinan”

Pandangan bahwa teater adalah tentang kehidupan berkelindan dengan independensi teater.

Rendra membagi kemunitas teater menjadi dua (2) kelompok dalam kaitannya dengan independensi: mereka yang memilih untuk bekerja sama dengan lembaga tertentu baik pemerintah atau pun swasta dan yang sebaliknya.

Kelompok pertama biasanya sudah memahami skema apa saja yang Pemerintah Daerah (Pemda) miliki untuk kegiatan-kegiatan kesenian.

Dari pengetahuan tersebut, mereka berusaha untuk tidak menyia-nyiakannya dan kemudian memanfaatkannya untuk kegiatan teater, seperti menyewa panggung dan semacamnya.

Adapun kelompok sisanya lebih memilih berdiri sendiri dan mengandalkan ruang-ruang alternatif untuk pengadaan kegiatan teater.

Asumsinya, dengan berdiri di atas kaki sendiri, mereka lebih bisa bebas untuk mengekspresikan kesenian. Dengan ungkapan lain, mereka akan kebal dari intervensi pemilik modal.

Meski demikian, Rendra menegaskan bahwa keduanya sah dan boleh. “Ya bagi yang mengandalkan proposal, itu tidak masalah juga,” katanya.

“Yang jelas antara kami dan Pemda, hubungannya baik-baik saja. Saling mendukung. Tapi bukan berarti ketika baik-baik saja, maka tidak ada kritik dong,” imbuhnya.

Di atas semuanya, secara personal Rendra masih menganggap bahwa teater mampu berdiri sendiri. Dengan atau tanpa bantuan dari pemilik modal, teater akan selalu berkembang.  

“Bahasanya itu gagah dalam kemiskinan,”pungkasnya.