Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Reksadana
(Foto: PUNIT PARANJPE)

Regulator Perbankan India Menyediakan US$6,7 Miliar Khusus sektor Reksadana



Berita Baru, Internasional – Dalam beberapa hari reksadana utama India, Franklin Templeton telah melakukan penutupan enam skema utangnya. Menganggapi itu, regulator perbankan Reserve Bank of India (RBI) telah menyediakan dana likuiditas sebesar US$6,7 miliar khusus untuk sektor reksadana dalam upaya menangani krisis likuiditas yang disebabkan oleh pandemi COVID-19.

“Meningkatnya volatilitas di pasar modal sebagai reaksi terhadap Covid-19 telah menyebabkan tekanan likuiditas pada reksadana (mutual fund [MF]). Reksadana telah meningkat di tengah tekanan terkait dengan penutupan beberapa pinjaman reksadna dan potensi efek dominonya. Namun, pada tahap ini, tekanannya terbatas pada segmen reksadana utang berisiko tinggi. Industri yang lebih besar tetap likuid,” ujar RBI pada hari Senin (27/4).

Menanggapi keputusan RBI, Penasihat Ekonomi Utama di Kementerian Keuangan Sanjeev Sanyal mencuit di Twitter: “Kementerian Keuangan & RBI berkomitmen untuk kelancaran fungsi sistem keuangan. Kami akan terus memantau situasi & akan melakukan intervensi jika perlu.”

Analis percaya bahwa inisiatif regulator perbankan akan membantu mengurangi ketakutan di kalangan investor.

Joseph Thomas, Kepala Riset Emkay Wealth Management, mengatakan: “Penutupan enam skema utangnya oleh Franklin Templeton telah mengikis kepercayaan sebagian besar investor. Ini biasanya menghasilkan lebih banyak penarikan reksadana dan dapat menyebabkan masalah likuiditas bagi industri reksadana, ketika banyak dari mereka sudah memiliki kas negatif dalam dana hutang.”

“Lebih dari krisis likuiditas, ini adalah krisis kepercayaan. Untuk mengembalikan kepercayaan, RBI telah mengumumkan langkah-langkah dukungan likuiditas untuk reksadana secara khusus. Ini akan berfungsi untuk mengurangi ketakutan di benak investor dan juga mencegah banyak orang untuk masuk ke mode penarikan reksadna,” tambah Joseph.

Joseph menambahkan bahwa ini adalah tindakan yang tepat dan di waktu yang tepat dari RBI. Pekan lalu, Franklin Templeton mengatakan telah menghentikan penarikan reksadana dalam enam skema karena masalah likuiditas yang disebabkan oleh krisis COVID-19, yang berdampak pada investasi senilai setidaknya US$ 3,73 miliar. Transaksi dalam skema telah dihentikan sejak 24 Maret.

Menurut Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga federal, sebanyak 20.835 orang sejauh ini dinyatakan positif COVID-19 dan jumlah kematian mencapai 872.


SumberSputnik News