Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ramadan ke-22: Kesenangan itu Instan, Kebahagiaan Abadi
Girl drawing smiley face on to a wall

Ramadan ke-22: Kesenangan itu Instan, Kebahagiaan Abadi



Berita Baru, Ramadan – Dalam kondisi ruang yang lengang, luas, dan bersih, tubuh kita akan mudah menyerap energi positif, sehingga suasana hati pun akan lebih terbuka untuk kebahagiaan.

Melalui #TanggaRuhani ke-73 al-Shafa dan al-Surur, Oman Fathurahman mengulas hal serupa. Menurut Oman, kebahagiaan (al-Surur) seseorang begitu ditentukan oleh sejauh mana hatinya bersih dari hal-hal yang destruktif (al-Shafa).

Al-Shafa Oman memahaminya sebagai terbebasnya hati kita dari segala bentuk keburukan, sehingga kita bisa menangkap dengan mudah jalan yang sebenarnya telah ditunjukkan pada kita.

Dengan kemampuan menangkap yang baik kemudian kita akan disituasikan, selalu disituasikan, pada perilaku yang baik, istikamah, dan menjadikan Nabi sebagai teladan.

“Ini sama seperti bagaimana dengan kacamata yang jernih, kita bisa melihat jalan di depan kita secara jernih pula,” kata Oman pada Selasa (4/5).

Adapun al-Surur, lanjut Oman, bisa kita resapi sebagai kebahagiaan. Bahagia berbeda dengan gembira atau sekadar senang. Jika sedang bosan dan lantas kita membuka media sosial, melahap segala konten di dalamya barangkali kita akan merasa senang.

Namun, bila kita jengah dan kemudian membuka Al-Quran atau buku-buku yang bagus, membacanya dengan penuh penghayatan, maka di situlah kita akan merasakan percikan kebahagiaan.

Apa beda keduanya? Yang pertama tidak akan bisa bertahan lama. Efek puas dari media sosial tidak ubahnya ketika kita mendapatkan kepuasaan darinya: instan. Easy come, easy go. Kesenangan itu instan.

Adapun kedua berlaku sebaliknya. “kepuasan al-Surur lebih permanen. Bersihnya hati menyebabkan seseorang disituasikan selalu dalam al-Surur,” ungkap Oman.