Putin Sebut Perdagangan Rusia-China akan Tumbuh 25% Pada Akhir 2022 Meski Intimidasi Terus Datang dari Barat
Berita Baru, Internasional – Terlepas dari intimidasi oleh beberapa negara Barat, perdagangan antara Rusia dan China akan tumbuh sekitar 25% pada akhir tahun 2022, dan level $200 miliar akan tercapai lebih cepat dari jadwal, kata Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada hari Jumat (30/12).
“Terlepas dari kondisi eksternal yang tidak menguntungkan, pembatasan tidak sah dan intimidasi langsung oleh beberapa negara Barat, Rusia dan China berhasil mengamankan rekor tingkat pertumbuhan perdagangan timbal balik. Pada akhir tahun, perdagangan akan meningkat sebesar 25%. Di bawah dinamika seperti itu, kami akan dapat mencapai target $200 miliar yang kami tetapkan untuk tahun 2024 lebih cepat dari jadwal,” kata Putin selama pembicaraan dengan Presiden China, Xi Jinping, melalui tautan video.
Seperti dilansir dari Sputnik News, Xi Jinping juga mengatakan bawha China siap membangun kerja sama strategis dengan Rusia dan menjadi mitra global untuk kepentingan rakyat kedua negara dan demi kepentingan stabilitas dunia dengan latar belakang situasi internasional yang sulit.
“Dalam menghadapi situasi internasional yang sulit, jauh dari ambigu, kami siap untuk membangun kerja sama strategis, saling memberikan peluang untuk pembangunan, menjadi mitra global untuk kepentingan rakyat negara kami dan untuk kepentingan stabilitas di seluruh dunia,” kata Xi kepada Vladimir Putin, selama panggilan video, seperti yang disiarkan oleh saluran TV Rusia.
Para pemimpin Rusia dan China sebelumnya menetapkan tujuan untuk menggandakan perdagangan bilateral, dari $100 miliar per tahun menjadi $200 miliar pada tahun 2024. Angka $100 miliar tercapai pada tahun 2018.
China sangat menghargai fakta bahwa Rusia tidak menolak untuk menyelesaikan krisis Ukraina melalui negosiasi, kata Presiden China Xi Jinping.
“Pihak China telah mencatat pernyataan pihak Rusia tentang fakta bahwa pihaknya tidak pernah menolak untuk menyelesaikan konflik di Ukraina melalui pembicaraan diplomatik, Beijing sangat menghargai ini,” kata Xi saat berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
China akan terus berpegang teguh pada tujuan dan sikap adil atas situasi di Ukraina, serta memainkan peran konstruktif dalam penyelesaian damai krisis Ukraina, kata pemimpin itu.
Selain itu, Xi mengatakan bahwa China dan Rusia harus terus mempromosikan kerja sama energi.
“Para pihak harus terus menggunakan mekanisme kerja dan saluran komunikasi yang ada secara efisien untuk mempromosikan kemajuan positif dalam kerja sama praktis bilateral di bidang perdagangan dan ekonomi, energi, keuangan, dan pertanian,” kata pemimpin Tiongkok itu.