Puluhan Kepala Desa Indonesia Berkunjung ke China untuk Belajar Pembangunan Terpadu
Berita Baru, Jakarta – Puluhan kepala desa (Kades) dari Indonesia telah mengunjungi Desa Jiuziwan di Provinsi Anhui, China sebagai bagian dari Benchmarking Study. Mereka mempelajari praktek perencanaan pembangunan desa yang terpadu di China dengan harapan untuk mengaplikasikannya di Indonesia.
Danton Ginting Munthe, Direktur Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (PPKTrans) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), yang memimpin rombongan Kades, menjelaskan tujuan kunjungan ini, “Kunjungan ke Desa Jiuziwan memberikan wawasan yang sangat berharga tentang perencanaan pembangunan desa yang komprehensif. Kesuksesan proyek revitalisasi Desa Jiuziwan dapat dijadikan panduan yang berguna untuk proyek serupa di Indonesia.”
Para Kades yang hadir mengapresiasi semangat solidaritas warga Desa Jiuziwan dalam membangun desa mereka. Desa Jiuziwan adalah contoh nyata revitalisasi pertanian yang diluncurkan pada tahun 2018 melalui Proyek Pembangunan Teluk Jiuzi, yang dimulai oleh Pemerintah Provinsi Anhui.
Selain memperindah desa, proyek revitalisasi bertujuan untuk mengatur kepemilikan tanah dan bangunan secara lebih teratur. Kepala Desa Jiuziwan, Wang, mengatakan, “Yang paling sulit adalah mengubah kebiasaan buruk masyarakat, seperti kedisiplinan dan kebersihan lingkungan.”
Pemerintah Provinsi Anhui dan pihak terkait memberikan dukungan insentif dan fasilitas kepada masyarakat yang berpartisipasi dalam membangun Desa Jiuziwan.
Proyek Teluk Jiuzi melibatkan pemerintah, penduduk desa, perusahaan, kolektif desa, dan modal sosial dalam konstruksi bersama dan kerja sama yang saling menguntungkan. Ini memastikan pelaksanaan perencanaan terpadu dalam proyek tersebut.
Hasil proyek ini sudah mulai terlihat dalam waktu kurang dari satu tahun. Desa Jiuziwan telah mengalami perubahan signifikan dalam ekologi alaminya dan penampilan pedesaan. Penduduk desa juga merasakan peningkatan dalam aspek spiritual dan materi.
Penduduk setempat, seperti Zou, merasa terbantu oleh proyek ini, “Setelah revitalisasi Desa Jiuziwan, bukan hanya lingkungan yang lebih baik, banyak penduduk yang telah kembali untuk bekerja. Bahkan, rumah yang tidak saya tinggali telah berhasil disewakan, dan saya menerima sewa sebesar 7.000 Yuan per tahun.”
Proyek Teluk Jiuzi juga telah menciptakan pekerjaan dan peningkatan pendapatan bagi warga desa. Sekitar 200 penduduk desa telah mendapatkan pekerjaan dengan pendapatan hingga 3.550 Yuan per bulan per orang. Lebih dari 1.000 hektar lahan pertanian dan 800 hektar permukaan air telah direvitalisasi, memberikan dampak ekonomi yang positif.
Model pembangunan terpadu ini mencakup sektor pertanian, pariwisata, budaya, dan bisnis. Hal ini menciptakan integrasi tiga industri pada sektor primer, sekunder, dan tersier.
Kunjungan ini diharapkan memberikan panduan yang berharga bagi pembangunan desa di Indonesia, dengan mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan kebutuhan setempat.