Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Tuhan
Ilustrasi: Istimewa

Puisi-Puisi Royyan Julian: Malam Itu Tuhan Termenung di Sudut Kafe



Status Whatsapp

Di status whatsapp-mu
aku mendengar suara tahlil
yang berkarat

Kamu menyimpan
terang lampu jalan di saku
dan membiarkan desah kota
meleleh di kerah kemejamu

Malam ini, katamu,
adalah pertikaian antara
diriku dan diriku yang lain

antara debu waktu
dan Januari yang belum
menutup pintu

2020

Sifat-sifat Tuhan

Insomniaku kian jadi
ketika pada siang gerah
seorang anak kecil masuk ke kamarku
dan menyanyikan sifat-sifat Tuhan
dalam bahasa daerah yang lancar.

Hidup menjadi semakin rumit,
sedangkan ranjangku menjelma
masa silam berwarna sepia.

Aku bergegas menggelar
tempat sembahyang
dan membaca doa-doa
dalam bahasa seorang nabi.

Tetapi kata-kataku hangus
dan menjadi arang.
Tuhan berdiri di hadapanku
dalam wujud kelengangan.

Ia melafalkan dua puluh
sifat-Nya sendiri
dengan kalimat-kalimat sungsang.

Pamekasan, 2017

Malam Itu Tuhan Termenung di Sudut Kafe

Tuhan, bolehkah aku duduk
di hadapan-Mu? kataku.

Ia termenung di sudut kafe
sementara langit-langit
menggaungkan suara Stevie Wonder,
Dont you worry bout a thing.

Kemarin aku melihat-Nya
dalam rupa seekor paus;
memberkati perahu nelayan
dengan air yang memancar
dari punggungnya.

Ia juga pernah hadir dalam
wujud ayah yang berkata,
Anakku, sudah lama
kau tidak berdoa.

Ia melihat seorang remaja
yang kehilangan iman.

Kau boleh membuat
pengakuan dosa, firman-Nya
sambil menunjuk kursi kosong.

“Aku telah memakan
buah pengetahuan”
dari pohon yang membuat
ayah dan ibu jatuh
dari taman nan rindang.

Tuhan bergeming.
Mata-Nya berkaca-kaca.

“Kau telah memilih
jalan kesedihan.”

Pamekasan, 2018

Metafora Pengkhianatan

Percayalah, kita terobsesi
pada jalan yang salah.

Gambar tubuhmu yang kerap kaukirim
kepadaku adalah kegelapan
yang intim sekaligus asing
dekat sekaligus jauh.

Cinta kita dibangun
di atas dusta dan pengkhianatan.
Kubayangkan gigitanmu
di leherku begitu sengit
lalu menjelma maut dan dosa.

Suatu saat mereka bangkit
sebagai metafora wajah tunanganmu
yang acapkali kaucampakkan
dari tepi ranjangmu yang kusut.

“Habibi! Habibi!” Kaujeritkan namaku
di antara malam leleh
dan bulan basah.

Jeritan itu tidak pernah sampai kepadaku.

Pamekasan, 2018


Puisi-Puisi Royyan Julian: Malam Itu Tuhan Termenung di Sudut Kafe

Royyan Julian menulis sejumlah buku. Buku puisinya berjudul Biografi Tubuh Nabi (2017). Ia tinggal di Pamekasan, bergiat di Universitas Madura dan Sivitas Kotheka.