Puisi-Puisi Giovanni A. L Arum: Bach Flower Remedy
Bach Flower Remedy, 1
Setelah ditinggalkan Anaknya yang terkasih,
Maria, Ibu yang terluka itu, tekun menanam mawar
Di pekarangan hatinya yang dikhianati musim-musim.
Mawar-mawar itu menyimpan getaran semesta
Hingga tiga ratus enam puluh Mega Hertz.
Getaran itu menebus Maria dari sakit hatinya.
Ribuan tahun kemudian, Bach yang terluka
Menemukan jalan penyembuhan lewat bunga.
Dirasakan vibrasi semesta yang mistik
Dari pori-pori bunga yang cantik.
Sungguh, vibrasi itu tercipta dari hati ibu terluka
Yang merindukan buah hatinya.
Kupang, 2020
Bach Flower Remedy, 2
:Novita Restiaty
Luka-luka masa lalu
Yang membebani tubuhmu
Sungguh dapat disembuhkan
Dengan cara yang sederhana
Namun menguras cinta:
Sebut namamu
Dengan khusyuk
Berkali-kali
Menjadi litani!
Sebab, telah kupelajari dengan saksama
Getar vibrasi mistik yang identik
Di antara namamu yang cantik
Dan tiga puluh delapan bunga
Yang ditemukan Bach untuk menyembuhkan
Luka-luka para pasien yang dikhianati
Tubuh kenangannya sendiri.
Kupang, 2020.
Hujan Singkat
Di tubuhku
Peta gigil
Menunjuk tegas
Ke arahmu.
Soe, 2020
Gelas
Gelas yang engkau lupakan
Akan menjaga bekas kecup
Dan jejak gersang dahagamu.
Penfui, 2020
Via Cordis
Puisiku tidak akan tersesat.
Hatimu peta paling akurat.
Penfui, 2020
Kantung Mata
Ia telah sabar
Menampung kesedihan
Yang merawat mata
Imanmu dari rindu yang sesat.
Ia percaya:
Tabah peluk kulit
Tubuhnya yang sederhana
Akan menebus sakit
Matamu dari khianat cinta.
Penfui, 2020
Narasi Luka Sebelum Komuni
:Saddam HP
Roti perjamuan yang telah kauubah dalam mukjizat
Puisi belum cukup padat menjadi batu penjuru
Yang mampu merajam sarang penyamun
Dalam tubuh Golgotamu.
Telah kaubenamkan gugus luka khianat
Dalam cawan dingin terakhir yang sekarat
Di atas altar rapuh yang digerogoti ngengat.
Di sudut terpencil halaman tubuhmu yang terkoyak
Tukang kliping yang bersedih berusaha menambal
Kertas kosong imanmu setelah ditinggalkan puisi
Dan jejak aroma lem kertas yang angkuh.
“Tubuh punya cara tersendiri menyembuhkan luka,”
Ujar seorang Samaria yang mempelajari seluk-beluk luka.
Sungguh, tak ada buluh patah terkulai
Yang akan dipatahkan tangan takdir.
Sebab di hadapan Tukang Kayu yang terampil
Semua bahan bahkan yang terbuang
Menjelma peluang.
Soe, 2020
Maria Assumpta
Tubuhmu puisi yang menolak
Patuh terhadap hukum pelik
Gravitasi tata bahasa dan tetek-bengek
Sintaksis dan semantik
Yang angkuh.
Sebagai penyair perempuan
Yang menolak stigma,
Engkau paham:
Bahasa akan benar-benar
Menggema dalam rambat
Udara yang merdeka.
Soe, 2020
Giovanni A. L Arum adalah seorang rohaniwan Katolik yang lahir di SoE-NTT, 30 Januari 1992. Beberapa puisi dan cerpennya tersiar di beberapa Harian Umum seperti: Koran Tempo, Bali Post, Pos Kupang, Victory News, Timex. Beberapa ulasan buku dan esainya terbit di media sastra daring: bacapetra.co, basabasi.co, kurungbuka, dan revi.us. Pernah diundang dalam Festival Sastra Asia Tenggara (2018) di Padang Panjang, Sumatra Barat dan diundang sebagai salah satu penulis emerging dalam MIWF 2019 di Makassar. Pernah menjadi salah satu pemenang puisi pilihan dalam perlombaan nasional cipta puisi dan cerpen “Syukuran Sastra” yang diselenggarakan oleh Taman Budaya Sumatra Barat (2019), Juara I Lomba Menulis Puisi Nasional yang diselenggarakan oleh Tulis.Me (2019), dan Juara 2 Lomba Menulis Puisi Nasional yang diselenggarakan oleh IkutLomba (2019). Buku puisi perdananya berjudul Pelajaran dari Orang Samaria (2019).