Puisi Nyonya Kozuki Toki dan Makna Tersirat di dalamnya
Berita Baru, Manga – Setelah huru-hara yang terjadi di kastil Oden, Nyonya Kozuki Toki dalam serial One Piece berhasil pergi menyelamatkan diri. Ia terluka, kena panah, namun di hadapan semua orang ia masih sanggup berkata-kata. Sebait puisi yang ia lontarkan tentang harapan negeri Wano di masa depan.
“Kau bulan yang tidak menyadari fajar
Semoga tujuanmu terpenuhi
Dan membuat sembilan bayangan di tenun malam selama 20 tahun
Dan aku akan tahu kecemerlangan fajar!”
Setelah satu bait puisi yang ia lontarkan di hadapan semua orang, panah kembali mengenai tubuhnya. Ia jatuh, dan tersungkur. Lalu mati.
Namun sebait puisi yang ia bacakan dengan lantang di ambang kematiannya, bak oase di padang pasir. Ia membakar hati semua orang, memberi secercah harapan di 20 tahun di masa depan. Masyarakan tahu bahwa malam akan terasa panjang tak berkesudahan, namun kemenangan seolah terjanjikan di masa depan.
Sebelum Kozuki Oden menyerang Kaido, Oden memberi sebuah catatan untuk Toki. Tentang ramalan masa depan negeri Wano. Di catatan itu, Oden mengatakan bahwa jika kali ini ia kalah, perang besar akan terjadi, sebuah gabungan kekuatan untuk mengalahkan Kaido. Namun kekalahannya tidak akan terjadi di dalam waktu dekat, Kaiod akan kalah di 20 tahun di masa depan.
Puisi Nyonya Toki juga ditujukkan untuk Kaido, yang ia nyatakan seperti bulan yang tidak menyadari fajar. Dan musuhnya, Kaido maupun Orochi, secara tidak langsung membuat sembilan bayangan, simbol dari sembilan samurai pengikut Oden. Sembilan samurai yang akan membayangi penguasa selama 20 tahun.
Puisi Nyonya Toki menjadi kenyataan di masa kini. Penguasa yang selama 20 tahun dibayangi kedatangan kembali klan Kozuki dan sembilan samurai pedang merah. Waktu yang akhirnya benar-benar datang sebagaimana isi ramalan yang ditakutkan.
Harapan yang terus ditenun selama 20 tahun, kecemerlangan fajar yang hampir nampak di depan mata. Detik-detik kekalahan Kaido di peperangan Onigashima.