Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Program Gresik Berkarya dan Mandiri, Komitmen Paslon Niat Atasi Pengangguran Usia Produktif

Program Gresik Berkarya dan Mandiri, Komitmen Paslon Niat Atasi Pengangguran Usia Produktif



Berita Baru, Gresik – Para pemuda di Desa Siwalan Kecamatan Panceng, Gresik berharap kepada calon bupati milenial Fandi Akhmad Yani jika nanti terpilih sebagai bupati lebih memprioritaskan lagi sektor kepemudaan yang terintegrasi dengan industri. Apalagi, pria yang karib disapa Gus Yani ini juga masih muda, tegas dan enerjik.

Selama ini, tidak sedikit pemuda putra daerah yang telah banyak memberikan kontribusinya dalam pembangunan daerah. Namun, pemerintah daerah belum memprioritaskan pembangunan sumber daya manusia (SDM) para pemuda di Gresik menjadi lebih berdaya dan produktif.

“Selama sepuluh tahun ini belum pernah ada pemberdayaan bagi pemuda, padahal banyak problem yang dihadapi misalnya potensi SDM pemuda yang tidak diimbangi dengan sarana dan prasarana termasuk tenaga kerja yang belum terserap,” keluh Ulil Absor, Selasa (10/11) petang.

Ulil menerangkan, ia berharap besar kepada Gus Yani agar bisa memberikan solusi bagi pemuda desa. Misalnya, saat ini di tengah pandemi pemuda kesulitan mendapatkan pekerjaan. Selain itu, banyak lulusan yang harus menganggur bertahun-tahun karena peluang mendapat kerja yang kecil.

“Misalnya disini banyak pemuda yang nganggur karena sudah ngelamar ke perusahaan tapi tidak keterima. Jadi sulitnya minta ampun kerja di kota sendiri. Kita berharap Gus Yani bisa memberi solusi untuk pemuda,” ujarnya.

Pemuda lain, Nadlir juga mempunyai harapan yang sama. Ia mengaku, pemuda di Desa Siwalan banyak yang nekat menjadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia), karena tidak ada lapangan pekerjaan di desa. Bahkan, sulit mencari pekerjaan di Gresik.

Untuk itu, dia berharap kepada Gus Yani jika terpilih jadi bupati Gresik periode 2021-2025. Para pemuda di Kota Pudak ini ditraining agar memiliki soft skill sesuai kebutuhan tenaga kerja industri di Gresik. Misalnya, dengan memfungsikan secara maksimal Balai Latihan Kerja (BLK) atau pelatihan ketenagakerjaan yang menyasar pemuda desa untuk home industri di desa.

“Jadi pemuda disini banyak yang nekat jadi TKI, padahal di Gresik banyak ribuan pabrik yang bergerak di berbagai bidang dan produksi macam-macam. Kami harap ada pelatihan untuk peningkatan skill pemuda sesuai kebutuhan pabrik atau industri rumahan di desa,” terangnya.

Menanggapi berbagai keluhan para pemuda saat kampanye blusukan itu, Cabup Millenial Gus Yani menawarkan solusi. Melalui program yang tertuang di visi misinya Gresik Berkarya dan Mandiri, Gus Yani memberikan kepastian terhadap para pemuda yang baru lulus bisa segera mendapat pekerjaan.

“Saya dan Bu Min menjamin setiap pemuda yang lulus akan mendapat pekerjaan. Jadi tidak ada lagi pemuda bunuh diri karena sulit dapat kerja. Ini komitmen kami untuk mengurangi angka pengangguran yang saat ini cukup tinggi. Di Gresik ada sebesar 36.390 pengangguran produktif awal 2020,” kata Gus Yani.

Lebih jauh Gus Yani menjelaskan, jumlah pengangguran produktif sebesar itu belum termasuk tenaga kerja yang kena PHK akibat lumpuhnya ekonomi sepanjang pandemi Covid-19. Oleh karena itu6 pihaknya menyiapkan program pelatihan keterampilan kerja intensif 3 in 1 untuk angkatan kerja baru. Yakni Pelatihan, Sertifikasi Kompetensi dan Penempatan Kerja secara berkala.

“Sebagai wujud nyata paslon Niat untuk menekan angka pengangguran dan meningkatkan kompetensi SDM agar siap bersaing. Pelatihan keterampilan kerja intensif 3 in 1 ini kami siapkan dengan berbagai program pendidikan dan pelatihan vokasi untuk penyerapan tenaga kerja industri secara lebih masif,” terang cabup milenial mantu KH. Agoes Ali Masyhuri.

Ditambahkan Gus Yani, program tersebut ada dua opsi. Pertama masuk di dalam kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sehingga saat lulus bisa langsung bekerja karena memiliki skill. Kedua memaksimalkan fungsi BLK yang bersinergi Dinas Tenaga Kerja (Dinas Tenaga Kerja) sebagai tahapan peningkatan keterampilan (up-skilling) dan pembaruan keterampilan (reskilling).

“Sekarang era revolusi industri 4.0 yang bersamaan dengan bonus demografi. Maka pemerintah kabupaten yang akan datang nanti harus membuka kesempatan bagi SDM di berbagai sektor industri untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan industri,” jelasnya.